Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun <p>Jurnal ini diterbitkan sebagai lanjutan dari Jurnal dengan nama yang sama yakni Sajaratun yang telah diterbitkan secara offline (cetak) sejak tahun 2016.</p> <p>Sajaratun:<strong> Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20211126490909346">ISSN 2809-8293 (media online)</a> </strong>diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Flores dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Sajaratun mencakup semua bidang dan periode dalam sejarah dan pembelajaran sejarah. </p> Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Flores en-US Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2541-0873 KONFERENSI STOCKHOLM (1972): GERBANG DIALOG PERTAMA MENGENAI ISU LINGKUNGAN HIDUP DI KANCAH INTERNASIONAL https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4305 <p>Perubahan iklim bumi terjadi seiring dengan banyaknya aktivitas manusia, terutama terkait pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak, dan gas untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Efek dari adanya aktivitas pembakaran bahan bakar tersebut yaitu terperangkapnya panas sehingga suhu rata-rata di muka bumi dan atmosfer mengalami kenaikan. Fenomena perubahan suhu yang semakin meningkat bersumber dari perilaku manusia yang tidak mampu menjaga dan menghargai lingkungan di sekitarnya. Isu mengenai lingkungan hidup tersebut ternyata bukanlah hal baru, melainkan sudah menjadi pusat perhatian dunia sejak dahulu yang dibahas melalui sebuah konferensi tingkat internasional bernama Konferensi Stockholm. Konferensi Stockholm digagas oleh PBB dan dilaksanakan pada tanggal 5-16 Juni 1972 di Stockholm, Swedia. Konferensi ini menjadi titik puncak kesadaran dunia internasional terhadap pentingnya menjaga lingkungan hidup dan mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan. Tujuan penulisan artikel ilmiah ini yaitu untuk mengetahui lebih jauh sejarah Konferensi Stockholm dan pengaruhnya terhadap hukum lingkungan di Indonesia saat ini. Metode penulisan artikel ilmiah ini yaitu berupa studi pustaka dengan berpedoman pada tahapan penelitian sejarah heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu Konferensi Stockholm menjadi gerbang dialog pertama bagi negara-negara di dunia untuk membahas mengenai lingkungan hidup yang berkelanjutan. Konferensi ini juga menjadi pedoman bagi pemerintah Indonesia dalam membuat aturan hukum mengenai lingkungan.</p> <p>&nbsp;</p> Amalina Haidah Copyright (c) 2024 2024-08-19 2024-08-19 9 1 1 9 10.37478/sajaratun.v9i1.4305 ANALISIS PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4306 <p>Penelitian ini bertujuan untuk secara rinci menganalisis Penyebaran Agama Islam di Indonesia Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, dilengkapi dengan metode pengumpulan data berupa tinjauan pustaka. Tujuan penggunaan metodologi penelitian deskriptif kualitatif dalam tulisan ini adalah untuk memperoleh gambaran yang relevan. Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber tertulis, khususnya artikel, dan dokumen tertulis, khususnya makalah akademis, yang selanjutnya dituangkan dalam artikel. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa&nbsp; terdapat banyak teori yang dikemukakan oleh para sejarawan mengenai siapa dan darimana islam datang ke Indonesia, seperti teori Gujarat, Persia, dan China. Kemudian, setelah masuknya islam ke Indonesia terdapat beberapa jalur penyebaran agama Islam seperti jalur perdagangan, pernikahan, pendidikan, politik bahkan hingga seni dan tradisi. pemahaman ini, mampu dijadikan sebagai sumber bahan ajar sejarah di sekolah yang mana sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat pada modul ajar kelas X sesuai kurikulum merdeka.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> Rizka Apriliani Eka Atmasari Reka Seprina Copyright (c) 2024 2024-08-19 2024-08-19 9 1 10 22 10.37478/sajaratun.v9i1.4306 IDENTIFIKASI BANGUNAN PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA SERTA KEGUNAANNYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4308 <p>Masa kolonial membentuk perkembangan Indonesia. Peninggalan sejarah dari masa ini memuat berbagai macam gaya, termasuk arsitektur kolonial. Struktur arsitektur kolonial sangat penting untuk dilestarikan karena memiliki makna sejarah. Penelitian ini mengkaji tipologi dan pelestarian arsitektur kolonial di Indonesia. Proyek ini melakukan tinjauan literatur untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang arsitektur kolonial di Indonesia, yang kemudian akan digunakan untuk mengklasifikasikan bangunan kolonial. Berdasarkan temuan penelitian, arsitektur kolonial telah hadir di Indonesia sejak masa kolonial Belanda. Perpaduan budaya Belanda dan Indonesia mempengaruhi corak, karakter dan kualitas arsitektur kolonial, dan metode konservasi diklasifikasikan menjadi dua jenis: tindakan konservasi fisik (perlindungan, restorasi dan rekonstruksi) dan non fisik.</p> <p>&nbsp;</p> Aninda Salma Rahmawati Zahara Reka Seprina Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2024-08-19 2024-08-19 9 1 23 35 10.37478/sajaratun.v9i1.4308 BENTUK PERGERAKAN NASIONAL MYANMAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4310 Siti Muntamah Andini Fitriani Reka Seprina Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2024-08-19 2024-08-19 9 1 36 51 10.37478/sajaratun.v9i1.4310 PROSES ISLAMISASI DI KAWASAN ASIA TENGGARA SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4311 <p>Sejarah Islamisasi nusantara dimulai dengan masuk dan menyebarnya Islam ke seluruh Asia Tenggara, namun periode ini merupakan periode yang paling kontroversial dan ambigu. Meskipun demikian, sejumlah kemungkinan telah diajukan dan memicu diskusi yang sedang berlangsung. Esai ini berupaya mengkaji wacana ilmiah seputar Islamisasi nusantara, dengan fokus khusus pada hipotesis mengenai masuk dan penyebaran Islam di Asia Tenggara. Artikel ini mengkaji lima teori – teori India, teori Arab, teori Persia, teori Cina, dan hipotesis akomodasi mengenai masuk dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara dengan menggunakan teknik kualitatif berupa studi literatur. Secara keseluruhan, pendekatan-pendekatan ini berupaya mengatasi tiga permasalahan utama: Kapan, di mana, dan siapa yang memperkenalkan Islam ke Asia Tenggara. Selain membahas teori-teori akomodasi yang merupakan sintesis dari pandangan-pandangan sebelumnya, argumentasi mengenai topik utama ini masih belum terselesaikan karena tidak adanya fakta-fakta yang mendukung teori-teori tertentu dan keberpihakan berbagai teori yang cenderung terfokus terutama pada kualitas-kualitas tertentu. Tiga Masalah utama. Berbagai elemen dan proses Islamisasi yang mendasari ciri-ciri Islam Asia Tenggara juga dijelaskan dalam artikel ini. Alasan ini digunakan untuk menetapkan Islam Nusantara, atau Islam Asia Tenggara, sebagai domain budaya Islam yang terpisah dan paralel di dunia Muslim.</p> Bagus Tri Waluyo Puti Cahyo Andini Reka Seprina Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2024-08-19 2024-08-19 9 1 52 64 10.37478/sajaratun.v9i1.4311 KAJIAN SEJARAH KONFRONTASI MALAYSIA https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4314 <p>Konflik antara Indonesia dan Malaysia yang berlangsung dari tahun 1963 hingga 1966 dibahas dalam artikel ini. Pada saat itu, Indonesia percaya bahwa aneksasi Malaysia atas wilayah Sabah, Sarawak, dan Brunei ke dalam Federasi Malaysia akan menguntungkan kepentingan Inggris di Asia Tenggara. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lebih jauh latar belakang Konflik Indonesia-Malaysia yang terjadi antara tahun 1963 hingga 1966. Empat teknik penelitian sejarah heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi digunakan dalam penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Indonesia menghadapi situasi yang sangat menantang selama era demokrasi terpimpin. Indonesia berselisih dengan Malaysia akibat taktik agresif Presiden Sukarno yang kala itu bersifat anti-Muslim. Temuan studi tersebut adalah sebagai berikut: Usulan Tengku Abdulrachman untuk membentuk Federasi Malaysia menjadi katalisator permasalahan awal Malaysia. Wacana seputar lingkungan perang dingin yang memecah dunia menjadi Blok Timur dan Barat benar-benar melanda Indonesia. Indonesia berada di garis depan gerakan non-blok dan menentang munculnya kolonialisme baru.&nbsp; Sebagai penentang politik nekolim, Presiden Soekarno menilai pembentukan federasi Malaysia telah membahayakan wilayah Indonesia dan Malaysia adalah contoh intervensi Inggris dalam pembentukan nekolim. Konflik ini mempengaruhi proses pengambilan kebijakan perekonomian Indonesia, karena semua inisiatif perekonomian pemerintah didasarkan pada pertimbangan politik dan mempertimbangkan prinsip-prinsip ekonomi yang relevan, sehingga mempengaruhi keadaan perekonomian negara</p> Al Fadhli Darmawansyah Ayu Eltika Reka Seprina Copyright (c) 2024 2024-08-19 2024-08-19 9 1 65 78 10.37478/sajaratun.v9i1.4314 MASYARAKAT MUSLIM KAMBOJA PASCA REZIM KHMER MERAH (1979-1980) SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4315 <p>Komunitas Muslim di Kamboja mempunyai sejarah yang sulit. Setelah rezim Sihanouk jatuh, kekuasaan Kamboja direbut oleh kediktatoran Khmer Merah yang berideologi komunis. Peraturan baru pemerintahan Khmer Merah membahayakan kemampuan komunitas Muslim Kamboja untuk hidup normal. Mereka mengadopsi teknik baru yang secara efektif mengisolasi minoritas Muslim Kamboja pada saat itu. Tindakan rezim Khmer Merah memicu kemarahan di kalangan Muslim Kamboja. Kekejaman Khmer Merah terhadap Muslim Kamboja akhirnya berujung pada pemberontakan dan gerakan sosial. Muslim Kamboja bangkit pada tahun 1975 sebagai protes atas taktik opresif Khmer Merah. Namun pemberontakan tersebut dengan cepat dapat dipadamkan karena tidak mendapat simpati dari pihak lain. Khmer Merah menghancurkan pemukiman Muslim yang ada dan memandang Muslim Kamboja sebagai musuh internal. Khmer Merah memantau setiap pergerakan umat Islam di Kaboja, sehingga memperburuk depresi mereka. Hingga pertengahan Juli 1978, terjadi pemberontakan dahsyat melawan rezim Khmer Merah.</p> Pipi Emi Julianti Yana Safitri Reka Seprina Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2024-08-19 2024-08-19 9 1 79 93 10.37478/sajaratun.v9i1.4315 NILAI-NILAI BUDAYA PADA MASYARAKAT BETAWI DILIHAT DARI MAKANAN KHAS TRADISONAL https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4340 <p>Makanan khas Betawi merupakan warisan budaya yang memuat nilai-nilai sejarah dan kebudayaan yang penting untuk dipelajari. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi nilai-nilai tersebut dan mengungkapkan bagaimana makanan khas Betawi merefleksikan identitas dan kebudayaan lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan responden yang berpengalaman dalam pembuatan makanan khas Betawi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan khas Betawi mengandung nilai-nilai historis dan kebudayaan yang beragam seperti tradisi, agama, teknologi, etika dan estetika. Beberapa contoh makanan khas Betawi seperti soto Betawi, ketupat sayur, lontong sayur, kerak telor, dan es doger, masing-masing mengandung nilai-nilai tersebut. Selain itu, makanan khas Betawi juga merefleksikan identitas dan kebudayaan lokal melalui penggunaan bahan-bahan lokal dan teknik memasak tradisional. Keterbatasan penelitian ini adalah jumlah responden yang terbatas dan cakupan makanan khas Betawi yang tidak lengkap. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pemahaman tentang pentingnya makanan khas sebagai representasi nilai-nilai sejarah dan kebudayaan lokal yang harus dilestarikan dan dikembangkan.</p> Farhan Aliffia Saputra Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2024-08-19 2024-08-19 9 1 94 109 10.37478/sajaratun.v9i1.4340 PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM TERHADAP MASYARAKAT KERINCI https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4341 <p>Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh yang signifikan dari penyebaran agama islam terhadap kebudayaan masyarakat kerinci. penyebaran Islam di Kerinci berlangsung melalui perdagangan dan kontak antara pedagang Arab dengan masyarakat setempat. Para pedagang ini juga membangun masjid-masjid sebagai pusat aktivitas keagamaan dan pendidikan Islam. Pada saat itu, pemerintahan Kerajaan Kerinci masih menganut agama Hindu-Buddha. Namun, pada abad ke-18, terjadi perubahan signifikan dalam sejarah kebudayaan Islam di Kerinci. Pada tahun 1734, Raja Kerinci yang bernama Raja Alamsyah Syah secara resmi memeluk agama Islam. Raja ini kemudian mengubah sistem pemerintahan Kerinci menjadi kesultanan yang didasarkan pada prinsip-prinsip Islam. Hal ini membuat agama Islam semakin berkembang di Kerinci dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan studi literatur dan wawancara dengan para Tokoh adat, agama dan masyarakt kerinci. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa Kehidupan masyarakat suku Kerinci dan munculnya Islam pada awal aksesi dan penyebarannya tidak serta merta menghilangkan tradisi yang ada, bahkan Islam turut memperkayanya dengan menciptakan dorongan baru bagi tradisi yang telah mengakar di kalangan masyarakat Kerinci.etik abstrak dalam bahasa Indonesia di sini.</p> Reki Dwi Nur Ikhwan Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2024-08-19 2024-08-19 9 1 110 118 10.37478/sajaratun.v9i1.4341 RITUAL ADAT KA NGGUA SEBAGAI WUJUD PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DI KAMPUNG REDA DESA WOROPAPA KECAMATAN ENDE KABUPATEN ENDE https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4370 <p>Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Sistem Pelestarian Ritual Adat <em>Ka Nggua</em> Di Kampung Reda Desa Woropapa Kecematan Ende Kabupaten Ende? Tujuan dari penelitian ini adalah:&nbsp; Mengetahui Bagaimana Sistem Pelestarian Ritual Adat <em>Ka Nggua</em> Di Kampung Reda Desa Woropapa Kecamatan Ende Kabupaten Ende. Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat kampung Reda Desa Woropapa dengan&nbsp; informan tokoh adat dan tokoh masyarakat. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan&nbsp; dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian yaitu: 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data. 4) penarik kesimpulan.&nbsp; Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ritual adat <em>Ka Nggua</em> merupakan upacara adat yang dilakukan oleh ketua adat dan masyarakat kampung Reda pada bulan Februari. Tujuan dari ritual adat <em>Ka Nggua</em> itu sendiri adalah untuk tetap menghargai warisan dari nenek moyang, merupakan ritual yang sangat sakral secara umum sebagai pewarisan budaya yang harus dijaga masyarakat setempat dan merupakan suatu tradisi yang masih bertahan di tengah –tengah kemajuan jaman seperti sekarang ini, ritual ini dilakukan setahun sekali yaitu pada bulan Februari. Dari hasil penelitian <em>Ka Nggua </em>terdapat&nbsp; tiga tahap dalam ritual <em>Ka Nggua</em>&nbsp; dan berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga informan peneliti menyimpulkan bahwa dalam tahap ritual adat ka nggua yang harus disediakan adalah bahan-bahan makanan seperti Jagung, Padi, Daun Kacang Panjang, Siri, Pinang, dan Kapur dan menurut ketiga informan juga mengatakan sesudah selesai upacara adat ka nggua dilarang untuk memasuki kebun dan dilarang untuk melihat hasil panen karena kalau ke kebun akan mengakibatkan hasil panennya mati.</p> <p>&nbsp;</p> Stelaris Ocan Ga'a Hasti Sulaiman Fatma Wati Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2024-08-19 2024-08-19 9 1 119 129 10.37478/sajaratun.v9i1.4370 ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBUATAN RUMAH ADAT PADA MASYARAKAT KAMPUNG WOLOROWA KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4372 <p>Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah proses pembuatan rumah adat pada masyarakat Kampung Wolorowa Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada? 2) Apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam proses pembuatan rumah adat di Kampung Wolorowa Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada? Tujuan dalam penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui bagaimanakah proses pembuatan rumah adat pada masyarakat Kampung Wolorowa Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada. 2) Untuk mengetahui apa saja nilai-nilai pendidikan karakter dalam proses pembuatan rumah adat di Kampung Wolorowa Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Sarasedu dengan jumlah informan sebanyak 3 orang key informan (tokoh adat, tokoh masyarakat dan masyarakat). Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1) pengumpulan data, 2) Reduksi Data, 3) Display Data (penyajian data), 4) Verifikasi (penarikan kesimpulan). Hasil penelitian menunjukan bahwa: Rumah adat (sa,o adha) adalah rumah adat yang pada dasarnya berbentuk seperti panggung dan material pembangunan mengunakan kayu, bambu, alang-alang, ijuk dan batu. Rumah adat di kampung Wolorowa tediri dari tiga bagian yaitu, ruang inti (one), ruang tengah (teda one) dan ruang depan (teda wewa). Ada tiga tahap dalam proses pembuatan rumah adat yaitu persiapan, inti dan penutup, dan 6 nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam proses pembuatan rumah adat yakni nilai pendidikan karakter Religius, Peduli Sosial, Tanggung Jawab, Kedisiplinan, Demokratis, Dan Kreatif. Nilai pendidikan karakter yang terkandung dalam proses pembuatan rumah adat tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat yang terlibat dalam&nbsp;&nbsp; proses pembuatan rumah adat.</p> <p>&nbsp;</p> Maria Andriani Itu Yosef Dentis Bonaventura R. Seto Se Copyright (c) 2024 2024-08-19 2024-08-19 9 1 130 145 10.37478/sajaratun.v9i1.4372 REPRESENTASI SPIRIT SOLIDARITAS DALAM BUDAYA SIDA LAKI (Analisis Kualitatif pada Masyarakat Desa Paka Kecamatan Satar Mese Kabupaten Manggarai) https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4384 <p>Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana spirit solidaritas dalam budaya <em>Sida Laki</em> pada masyarakat Desa Paka Kecamatan Satar Mese Kabupaten Manggarai. 2) Bagaimana persepsi masyarakat terhadap <em>Sida Laki</em>?. Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk mengetahui spirit solidaritas dalam budaya <em>Sida Laki</em> pada masyarakat Desa Paka Kecamatan Satar Mese kabupaten Manggarai. 2) Untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap <em>Sida Laki</em>. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif-kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: Makna budaya <em>Sida Laki </em>sebagai salah satu cara untuk membina hubungan kekeluargaan dimana budaya <em>Sida Laki</em> bukan hanya mempersoalkan materi yang diberikan dari keluarga <em>anak wina</em> kepada keluarga <em>anak rona</em> tetapi juga memaknai sebagai tanda pemersatu dan kekerabatan antara <em>anak wina</em> dan <em>anak rona</em>. Budaya <em>Sida Laki</em> merupakan sebuah bentuk pemberian berkat dan rejeki dari pihak <em>anak wina</em> untuk <em>anak rona</em>. <em>Sida Laki</em> dapat membantu dan meringankan urusan adat <em>anak rona</em>. Masyarakat Desa Paka memiliki persepsi yang positif dan negatif mengenai budaya <em>Sida Laki</em>. Bagi masyarakat, budaya <em>Sida Laki</em> dapat menciptakan nilai spirit solidaritas pada masyarakat Desa Paka. Namun ada sebagian masyarakat yang menganggap bahwa <em>Sida Laki</em> menjadi beban tersendiri bagi pihak <em>anak wina</em> jika permintaan <em>Sida Laki</em>&nbsp; sangat besar.</p> Florentina Mardiana Sarlin Anita Katarina Dhiki Copyright (c) 2024 2024-08-19 2024-08-19 9 1 146 152 10.37478/sajaratun.v9i1.4384 TRADISI PERKAWINAN ADAT NGGAE FAI PADA MASYARAKAT DI DESA PAUTOLA KECAMATAN KEO TENGAH KABUPATEN NAGEKEO https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4389 <p>Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana proses ataupun tahapan-tahapan dalam tradisi perkawinan adat di Desa Pautola Kecamatan Keo Tengah Kabupaten Nagekeo 2) Faktor-faktor apa saja yang membuat perkawinan adat di Desa Pautola Kecamatan Keo Tengah Kabupaten Nagekeo masih bertahan hingga saat ini&nbsp; ?, Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1) Mengetahui proses ataupun tahapan-tahapan dalam tradisi perkawinan adat di Desa Pautola Kecamatan Keo Tengah Kabupaten Nagekeo. 2) Mengetahui faktor-faktor apa saja yang membuat perkawinan bisa bertahan hingga saat ini. Penelitian mengunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa Pautola dengan jumlah informan sebanyak&nbsp; satu orang <em>mosalaki</em> (kepala ada), satu orang tokoh masyarakat dan satu orang masyarakat adat sebagai tokoh pendukung ). Pengumpulan data menggunakan Observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: 1) <em>Reduksi Data </em>(data pencarian), 2) <em>Display Data </em>(penyajian data), <em>Verifikasi </em>(penarikan kesimpulan). &nbsp;Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tradisi perkawinan adat <em>nggae fai </em>merupakan suatu trdisi yang sudah dilakukan oleh nenek moyang sejak dahulu dan diwariskan kepada generasi-generasi sekarang dan masih dipertahankan hingga saat ini karena dalam tradisi ini tidak boleh dilanggar dan harus sesuai dengan tahapan-tahapanya jika dilanggar maka kita akan menerima konsekuensinya seperti jadi buah bibir warga setempat.</p> Ferdinando De Carlos Tao Maria Gorety Djandon Katarina Dhiki Copyright (c) 2024 2024-08-19 2024-08-19 9 1 153 161 10.37478/sajaratun.v9i1.4389 HISTORIOGRAFI DESA TEKA IKU DALAM REKAM JEJAK POTRET LAWATAN SEJARAH DAN KEMAH ILMIAH MAHASISWA SEJARAH FKIP UNIVERSITAS FLORES https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4566 <p>Penelitian ini membahas tentang rekam jejak potret perjalanan aktivitas mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah dalam Kemah Ilmiah dan Lawatan Sejarah ,Historiografi Dinamika Kehidupan Masyarakat Desa Teka Iku Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka. Masyarakat nusantara adalah bentukan masyarakat atau hasil pembentukan melalui proses&nbsp; waktu panjang yang telah ditempuh oleh semua kelompok masyarakat menurut jenis dan intensitas pengaruh berlainan. Konsep masyarakat Indonesia tumbuh dari suatu proses perjalanan masa yang panjang oleh betukan sejarah,k keanekaragaman dan keseragaman tradisi, serta modernisasi untuk sampai pada keadaan seperti sekarang ini. Tentang hal itu, kajian tentang masyarakat Indonesia sudah banyak dilakukan oleh para ilmuwan, termasuk ilmuwan sosial.Pada masa konolial iala memperoleh pengetahuan tentang masyarakat dan kebudayaan penduduk pribumi untuk berbagai kepentingan pemerintah jajahan, sedangkan dalam masa mengisi kemerdekaan ini bertujuan untuk meningkatkan persatuan dan mendukung pembangunan melalui modernisasi masyarakat Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan mendeksripsikan perilaku manusia dan identitas lingkungan yang secara factual dan jelas. Pengumpulan data melalui Teknik wawancara, dokumentesi, observasi . hasil penelitian menunjukan bahwa&nbsp; kebudayaan sebagai sesuatu yang sangat urgen dan nyata komunikasi masyarakat yang membentuk kepribadian kebudayaan yang selalu membawa pada perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan kehidupan zaman dalam sejarah perjalanan manusia.</p> <p>&nbsp;</p> Yosef Dentis Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2024-08-19 2024-08-19 9 1 162 175 10.37478/sajaratun.v9i1.4566 PELAKSANAAN SUPERVISI OLEH KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMA NEGERI I NANGAPANDA https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4568 <p>Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan supervisi di SMA Negeri 1 Nangapanda, dan mengetahui bagaimana kinerja guru setelah diadakan supervisi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan terdapat beberapa masalah dalam &nbsp;melaksanakan supervisi di sekolah, sehingga sangat diperlukan sekali supervisi untuk meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah SMA Negeri 1 mempunyai&nbsp;&nbsp; tanggung&nbsp;&nbsp; jawab&nbsp;&nbsp; untuk&nbsp;&nbsp; meningkatkan&nbsp;&nbsp; kinerja&nbsp; &nbsp;guru&nbsp; &nbsp;dalam&nbsp;&nbsp; mengelola pembelajaran di sekolah, oleh karena itu sangat diperlukan sekali prinsip dan pendekatan agar dapat melakukan supervisi dengan baik.</p> Yuliana Yenita Mete Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2024-08-19 2024-08-19 9 1 176 180 10.37478/sajaratun.v9i1.4568 PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU DALAM MEMANFAATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MELALUI DISKUSI KELOMPOK KERJA GURU ( KKG ) https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4569 <p>Salah satu setrategi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan Pakem yang memungkinkan bisa mengembangkan kreativiats, motivasi dan partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar. Apakah&nbsp; kemampuan guru&nbsp; dalam&nbsp; memanfaatkan&nbsp; lingkungan&nbsp; sekolah sebagai sumber&nbsp; belajar dapat ditingkatkan melalui diskusi Kelompok Kerja Guru. Apakah&nbsp; kemampuan guru&nbsp; dalam&nbsp; memanfaatkan&nbsp; lingkungan&nbsp; sekolah sebagai sumber&nbsp; belajar dapat ditingkatkan melalui diskusi Kelompok Kerja Guru. Metode penitian menggunakan model penelitian PTK, hasil penelitian analisis dan pembahasan siklus I dan siklus II tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, ada peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar melalui pendekatan diskusi kelompok kerja guru (KKG).</p> Ainun Jariyah Copyright (c) 2024 2024-08-19 2024-08-19 9 1 181 194 10.37478/sajaratun.v9i1.4569 ANALISIS TINDAKAN KEDISIPLINAN TERHADAP SISWA (STUDI KASUS SISWA MA ALMUTTAQIN ENDE-FLORES-NTT) https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4570 <p>Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Tindakan sekolah dalam penerapan kedisplinan di MA Almuttaqin Ende-Flores-NTT. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif sedangkan metode yang digunakan deskriptif melalui tehnik observasi wawancara. Keabsahan data digunakan tehnik trianggulasi sumber. Hasil penelitian&nbsp; menunjukan bahwa sikap guru dalam melakukan kedisplinan kepada siswa telah menerapkan kebiasaan kedisiplinan pada semua warga sekolah. Namun dalam proses pelaksanaan di temukan adanya Tindakan kekerasan dalam mendisiplinkan siswa yang bermasalah. Tindakan sekolah dalam penerapan kedisiplinan menunjukan bahwa sekolah telah tegas mendisiplinkan siswa menggunakan kekerasan, sekolah menyetujui Tindakan ini terjadi karena telah disetujui oleh semua warga sekolah termasuk orang tua siswa. Dampak dari kedispinan menggunakan kekerasan di sekolah menunjukan bahwa adanya dampak positif, ini dibuktikan banyak siswa memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.</p> Jumila Gago Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2024-08-19 2024-08-19 9 1 195 210 10.37478/sajaratun.v9i1.4570 MEMBENTUK NILAI-NILAI KARAKTER PESERTA DIDIK DENGAN MENGGALI KEARIFAN LOKAL WATU RAJO DESA NDUNGGA KECAMATAN ENDE TENGAH KABUPATEN ENDE https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/4641 <p>Peran teknologi informasi dan komunikasi pada era globalisasi saat ini tidak dapat dipungkiri telah menggeser peran orang tua dalam mendidik anak-anaknya, khususnya dalam hal pembentukan karakter. Kebiasaan orang tua &nbsp;zaman dahulu mendongengkan cerita rakyat menjelang tidur anak, diakui atau tidak semakin ditinggalkan. Sementara instrumen canggih yang bernama internet begitu banyak menawarkan berbagai informasi, pengetahuan, dan budaya tanpa adanya filter. Internet dan televisi terposisikan sebagai guru, namun tanpa memiliki rasio dan rasa. Anak bebas memilih yang baik atau pun yang buruk tanpa pujian, dorongan, atau pun ancaman dan hukuman. Kondisi ini patut diduga menjadi faktor yang berpengaruh terhadap lunturnya standar moral yang berakar pada nilai-nilai lokal. Dalam kondisi demikian, sekolah diharapkan menjadi tempat menggantungkan harapan untuk membentuk karakter anak sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa. Kearifan lokal yang dimiliki oleh berbagai kelompok masyarakat dapat digali kembali melalui cerita rakyat sebagai materi pembelajaran di sekolah. Sebagai bentuk sastra lisan, cerita rakyat memuat pesan-pesan moral yang baik, yang dapat menjadi perantara untuk memahami nilai-nilai kearifan lokal kelompok masyarakat tertentu. Pentingnya peran guru adalah mencelupkan anak dalam cerita-cerita tradisional, sebagai penutur cerita, dan memilih materi cerita sesuai dengan kriteria, yang mencakup: nilai-nilai moral, dan nilai pesan. Tidak kalah penting dari itu adalah peran guru dalam menanamkan nilai-nilai kearifan lokal melalui keteladanan dalam kehidupan nyata.</p> <p>&nbsp;</p> Gregorius We'u Alfonsus Ga'a Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah 2024-08-19 2024-08-19 9 1 211 231 10.37478/sajaratun.v9i1.4641