Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun <p>Jurnal ini diterbitkan sebagai lanjutan dari Jurnal dengan nama yang sama yakni Sajaratun yang telah diterbitkan secara offline (cetak) sejak tahun 2016.</p> <p>Sajaratun:<strong> Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah <a href="https://issn.lipi.go.id/terbit/detail/20211126490909346">ISSN 2809-8293 (media online)</a> </strong>diterbitkan oleh Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP, Universitas Flores dua kali setahun pada bulan Juni dan Desember. Sajaratun mencakup semua bidang dan periode dalam sejarah dan pembelajaran sejarah. </p> en-US fatmawatiuniflor@gmail.com (Fatma Wati, S.Pd, M.Pd) samhistoriasocialstudies@gmail.com (Samingan, M.Pd, MA) Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 OJS 3.2.1.1 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 PERAN GURU PROFESIONAL SEBAGAI FASILITATOR DAN KOMUNIKATOR DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR PADA SMPN SATAP RATENGGOJI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS FLORES https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5125 <p>Sebagai aspek kemanusiaan dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk berperan sebagai fasilitator, sesuai dengan kreasi kurikulum baru. Selain mampu menemukan dan memanfaatkan sumber daya yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran mereka, guru juga diharapkan berperan sebagai mentor. Kedudukan guru sebagai fasilitator dapat dikenali dari lima tanda. Segala sumber belajar disediakan oleh yang pertama, fasilitas belajar disediakan oleh yang kedua, mitra ditindaklanjuti oleh yang ketiga, tanggung jawab mengajar dilaksanakan oleh yang keempat, dan peserta didik disediakan oleh yang kelima dengan tidak bertindak sembarangan. Meski belum mencapai hasil terbaik, guru pada umumnya berusaha berperan sebagai fasilitator. Memperjelas peran guru sebagai fasilitator kegiatan belajar mengajar adalah tujuan dari esai ini.</p> <p>&nbsp;</p> Ainun Jariyah, Lusia Herlina Navi, Hadijah Nona Copyright (c) 2024 https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5125 Fri, 10 Jan 2025 00:00:00 +0700 IDENTIFIKASI MENJADI GURU PROFESIONAL DI ERA MODERN https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5151 <p>Guru merupakan elemen penting dalam pendidikan dan memiliki peran penting dalam pembentukan karakter serta keterampilan siswa, terutama di era digital saat ini. Untuk memenuhi tuntutan ini, guru harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan profesionalisme guru di era modern yang ditandai dengan kemajuan teknologi dan globalisasi. Dengan menggunakan studi pustaka, artikel ini menganalisis tantangan yang dihadapi guru dalam mengintegrasikan teknologi dalam pengajaran dan bagaimana strategi pengembangan profesionalisme dapat diterapkan, seperti pelatihan berkelanjutan, pendekatan pembelajaran hybrid, dan manajemen kelas berbasis teknologi. Temuan menunjukkan bahwa guru profesional di era digital perlu mengadopsi metode pembelajaran inovatif yang mendorong siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, serta mengoptimalkan penggunaan teknologi.</p> Veronika P. Sinta Mbia Wea, Maria Fransiska Owa, Renata L.B Jimin Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5151 Fri, 10 Jan 2025 00:00:00 +0700 PENDIDIKAN SEBAGAI ILMU DAN SENI https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5126 <p>Pendidikan merupakan usaha secara sadar untuk mewujudkan sesuatu pewarisan budaya dari satu generasi ke generasi yang lain. Pendidikan diwujudkan dengan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. Mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Konsep "sinergi pendidikan sebagai ilmu dan seni" menggambarkan hubungan terus berubah antara pendekatan artistik dan ilmiah dalam pendidikan. Pendidikan tidak hanya bergantung pada metodologi ilmiah yang sistematis dan terukur, tetapi juga memerlukan empati, seni, dan kreativitas. Sinergi sains dan seni dalam pendidikan penting dilakukan untuk menciptakan pendekatan holistik. Dengan menyeimbangkan struktur akademik dengan fleksibilitas artistik dalam pengajaran, tujuan pendidikan yang komprehensif dapat dicapai.</p> <p>&nbsp;</p> Ainun Jariyah Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5126 Fri, 10 Jan 2025 00:00:00 +0700 PENGEMBANGAN PROFESIONAL GURU DALAM MEWUJUDKAN SUASANA PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5127 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profesionalisme guru dalam meningkatkan proses pembelajaran agar terciptanya suatu pembelajaran yang efektif. Metode yang digunakan pada penelitian ini tinjauan pustaka, karena penelitian kepustakaan merupakan suatu cara untuk menemukan beberapa teori yang ada, maka bahan pendukung yang digunakan berasal dari literatur dan referensi yang ada. Adapun hasil dari penelitian ini guru yang profesionalisme adalah guru yang memiliki kemampuan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, aman dan menyemangati siswa. Guru juga harus memiliki nilai-nilai pribadi yang mencerminkannya peranannya sebagai teladan bagi siswa. Dalam proses pembelajaran, guru harus menanamkan nilai-nilai karakter pada diri siswa, dimana pendidikan moral selama ini semakin kurang menjadi tugas guru dalam pendidikan sekolah.</p> <p>&nbsp;</p> Ainun Jariyah, Maria Tifana Dhone, Maria Fransiska Nake Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5127 Fri, 10 Jan 2025 00:00:00 +0700 KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN YANG DI GUNAKAN DALAM UPACARA ADAT MBAMA DESA WOLOLELE A, KECAMATAN WATUNESO, KABUPATEN ENDE-FLORES NTT https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5248 <p>Upacara adat Mbama merupakan warisan yang masih mengakar dan menjadi kebiasaan secara turun-temurun dari nenek moyangnya. Berbagai pembuktian bisa dilihat di Desa Wololele A dilakukan di tiap tahun oleh Suku Lio di wilayah desa tersebut. Proses ini panjang diawali aturan-aturan yang sudah melekat kemudian di akhiri adat ritual yang dinamakan Adat Po’o, dalam ritual yang di lakukan ada beberapa tanaman tumbuhan yang digunakan. Tumbuhan yang di gunakan beripa tumbuhan padi dan kelapa, tumbuhan-yumbuhan di gunakan sebagai bahan upacara adat Mbama. Adapun tujuan penelitian ini, agar dapat mengetahui tumbuh-tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan upacara adat Mbama. Metode yang digunakan survei eksploratif, observasi partisipatif dan wawancara. Survei eksploratif bertujuan untuk menginventarisasi jenis-jenis tumbuhan yang digunakan dalam upacara adat. Hasil penelitian menujukan bahwa terdapat berbagai jenis tumbuhan yang di gunakan yaitu padi dan kelapa pada proses upacara adat Mbama.</p> Jumilah Gago Copyright (c) 2024 https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5248 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 PERAN MANAJEMEN DALAM PENINGKATKAN KUALITAS TENAGA PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5249 <p>Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber- sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam dunia pendidikan sumber daya manusia yang kita ketahui adalah tenaga pendidik dan kependidikan, atau sering kita sebut dengan guru. Untuk keberhasilan suatu lembaga pendidikan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memenej tenaga pendidik dan kependidikan. Adapun aktivitas yang dilakukan dalam manajemen tenaga pendidik dan kependidikan diawali dengan perencanaan pegawai ,pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai dan terakhir penilaian kinerja pegawai.Tiap-tiap tahapan di lakukan secara runtut untuk menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional, handal dan tepat guna. Diharapkan dengan berjalannya kegiatan manajemen tenaga pendidik dan kependidikan dapat menunjang proses kegiatan belajar mengajar di suatu lembaga pendidikan sesuai dengan tujuan sistem pendidikan nasional.</p> Yuliana Yenita Mete, Lusia Herlina Navi, Agnesia Aprilia Ego, Estefania Inggrita Mina Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5249 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 Konstruksi Makna Historis Dalam Tradisi Pi’i Pato (Studi Etnografi Pada Masyarakat Desa Ria I Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada) https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5252 <p>Permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1) Apa makna yang terkandung dalam tradisi <em>Pi’i Pato</em> pada masyarakat Desa Ria I Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada. 2) Bagaimana upaya-upaya masyarakat Desa Ria I Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada dalam mempertahankan ritual tradisi <em>Pi’i Pato</em><em>. </em>Tujuan dalam ruang lingkup penelitian ini adalah: 1) Mengetahui makna yang terkandung dalam tradisi <em>Pi’i Pato</em> pada masyarakat Desa Ria I Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada. 2) Mengetahui upaya-upaya masyarakat Desa Ria I Kecamatan Riung Barat Kabupaten Ngada dalam mempertahankan ritual tradisi <em>Pi’i Pato</em>. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari <em>informan</em> kunci 3 orang dan <em>informan</em> pendukung 7 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu: 1) Pengumpulan Data, 2) Reduksi Data, 3) Penyajian Data 4) Penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) Dalam pelaksanaan tradisi <em>Pi’i Pato</em><em> t</em>erdapat makna historis, makna religius, makna budaya, makna pendidikan, makna bersyukur. 2)&nbsp; Upaya-upaya masyarakat dalam mempertahankan tradisi <em>Pi’i Pato</em> yaitu: dengan melibatkan masyarakat, melalui lembaga keluarga</p> Gregorius Mberang, Marianus Ola Kenoba, Fatma Wati Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5252 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 MAKNA BELIS GADING GAJAH (SUE) DALAM TRADISI PERKAWINAN ADAT BUDAYA MASYARAKAT RAJAWAWO DI DESA EMBUZOZO KECAMATAN NANGAPANDA KABUPATEN ENDE https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5255 <p>Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apa Makna Belis Gading Gajah <em>(Sue)</em> Dalam Tradisi Perkawinan Adat Budaya Masyarakat Rajawawo Di Desa Embuzozo Kecamtan Nangapenda?. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Makna Dari Belis Gading Gajah <em>(Sue)</em> Dalam Tradisi Perkawinan Adat Budaya Masyarakat Rajawawo Di Desa Embuzozo Kecamtan Nangapenda Kabupaten Ende. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan metodologi etnografi. Subjek penelitian terdiri dari 3 orang sebagai <em>informan</em> kunci dan 4 orang <em>informan</em> pendukung. Teknik pengumpulan data adalah: Reduksi data, Presentasi data, dan Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa belis memiliki dua nilai, yaitu nilai historis dan budaya. Nilai historis dalam tradisi perkawinan adat budaya masyarakat Rajawawo merupakan salah satu tradisi yang diwariskan oleh leluhur terdahulu. Nilai budaya adalah bahwa semua masyarakat Rajawawo masih melaksanakannya tradisi peninggalan nenek moyang terdahulu. Benda yang diberikan oleh laki-laki kepada perempuan merupakan penghargaan kepada pihak perempuan. Benda tersebut berupa gading gajah, sapi, emas, dan uang yang merupakan warisan budaya leluhur yang harus dijaga dan dilestarikan dari generasi ke generasi.</p> Adriana Sucinta Cantikma, Yosef Dentis, Josef Kusi Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5255 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 Fungsi Moke Dalam Menjaga Nilai-Nilai Tradisi Dan Kekeluargaan Pada Komunitas Adat Lisedetu Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5256 <p>Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apa fungsi <em>moke </em>dalam menjaga nilai-nilai tradisi dan kekeluargaan pada komunitas adat di Desa Lisedetu Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende? Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui fungsi <em>moke </em>dalam menjaga nilai-nilai tradisi dan kekeluargaan pada komunitas adat di Desa Lisedetu Kecamatan Wolowaru Kabupaten Ende. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian kualitatif, pengumpulan data menggunakan teknik abservasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi minuman <em>moke </em>telah menjadi kebudayaan yang sangat melekat pada ciri khas masyarakat Nusa Tenggara Timur di Kabupaten Ende khususnya di Desa Lisedetu. Kebiasaan mengkonsumsi <em>moke</em> sudah cukup meluas di masyarakat. Kebiasaan ini selain banyak dijumpai di acara adat, pesta sambut baru, acara nikah dan hajat-hajat lainnya sudah dianggap sebagai minuman tradisional dan wajib disajikan pada saat upacara adat di setiap kampung. <em>Moke </em>juga memiliki makna sebagai simbol penghormatan terhadap leluhur, simbol persaudaraan dan warisan budaya dan juga memiliki nilai-nilai keharmonisan dan nilai ekonomis dalam konteks adat masyarakat desa Lisedetu.</p> Aventinus Nikolaus Doni Ola Aneng Makin, Nong Hoban, Hasti Sulaiman Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5256 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 PEMANFAATAN BENGKEL SEJARAH SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5265 <p>Manfaat Bengkel Sejarah sebagai media pembelajaran berdasarkan hasil temuan rumusan masalah diantaranya yaitu: 1). Memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit bagi mahasiswa. Tujuannya adalah menciptakan pengalaman belajar yang dapat dihubungkan dengan peserta didik pada tingkat pribadi. 2) Koleksi-koleksi kebudayaan sebagai sumber belajar bisa didapatkan dengan mudah tidak memerlukan waktu yang banyak karena telah tersedia di bengkel sejarah. 3)&nbsp; Materi yang diberikan dosen akan lebih mudah dipahami oleh mahasiswa karena melihat langsung benda yang tersedia. 4) Sebagai referensi untuk mahasiswa sebagai calon guru sejarah. Menurut kamus besar bahasa Indonesia referensi mengacu pada sumber acuan (rujukan petunjuk). Koleksi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar memuat informasi tertentu yang bisa memberikan jawaban terhadap pertanyaan. 5) Menumbuhkan sikap positif mahasiswa dalam menilai pentinya menjaga hasil kebudayaan. Mengintegrasikan bengkel sejarah dengan pembelajaran sejarah yang dilakukan oleh dosen berdasarkan hasil temuan rumusan masalah dalam prodi pendidikan sejarah&nbsp; diantaranya yaitu: 1) Dosen melihat keterkaitan bengkel sejarah dengan Standar Kompetensi yang telah dirancang. 2) Mengidentifikasi topik yang akan dibahas sehingga mahasiswa mengetahui fokus materi yang akan dipelajari, dosen menjelaskan pokok pembahasan kepada mahasiswa. 3) Menjelaskan isi materi dengan memanfaatkan benda-benda koleksi sebagai referensi data. 4) Dosen memberikan umpan balik atas pemahaman mahasiswa terhadap isi penjelasan dosen berupa pertanyaan diberikan kepada mahasiswa untuk bisa menjelaskan dengan kalimatnya sendiri sebagai bentuk kreatifitas mahasiswa dalam mengelola informasi yang didapatkan. Bengkel sejarah berfungsi sebagai media pembelajaran yang efektif dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami materi sejarah.</p> Susana Windira Uma, Anita, Samingan Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5265 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 EKSISTENSI KEARIFAN LOKAL CITA RASA MAKANAN KHAS KULINER UWI NDOTA ADAT SUKU KOTO DI DESA WAJO KECAMATAN KEO TENGAH KABUPATEN NAGEKEO https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5268 <p>Masalah dalam penelitian ini adalah (1) &nbsp;Bagaimana eksistensi tradisi <em>uwi ndota</em> sebagai kearifan lokal masyarakat Suku Koto?. (2) Bagaimanakah cita rasa makanan khas <em>uwi ndota</em> masyarakat Suku Koto?. (3) Apasajakah nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi <em>uwi ndota</em> masyarakat Suku Koto?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan; (1) Memberikan gambaran dari pelaksanaan tradisi <em>uwi ndota</em> sebagai kearifan lokal masyarakat Suku Koto. (2) Mengetahui cita rasa makanan khas <em>uwi ndota</em> masyarakat Suku Koto. (3) Menjelaskan nilai-nilai kearifan lokal dalam tradisi <em>uwi ndota</em> masyarakat Suku Koto. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Subjek dalam penelitian ini seluruh masyarakat kampung Wajo yang melaksanakan kegiatan adat <em>uwi ndota</em>. Teknik pengumpulan data di lakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Miles and Huberman, dengan komponenya, yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka disimpulkan bahwa 1) Eksistensi yang tetap dipertahankan oleh masyarakat suku Koto yaitu: a) u<em>wi ndota</em> menjadi makanan khas tradisional yang kemunculannya dari jaman leluhur yang terus dipertahankan sampai sekarang; b) <em>uwi ndota</em> keberadaanya sampai sekarang yang menjadi simbol atau icon dan makanan tersebut disajikan sesajian untuk leluhur. 2) Cita rasa <em>uwi ndota</em> yaitu: a) <em>uwi ndota</em> mempunyai ciri khas aroma atau bau yaitu memiliki cita rasa yang enak dan wangi; b) <em>uwi ndota</em> merupakan makanan yang sangat disukai oleh semua kalangan dengan cita rasa yang nikmat dan enak karena dipadukan dengan rasa daging. 3) Nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam tradisi <em>uwi ndota</em> yaitu: a) nilai religius, kegiatan masyarakat yang meyakini terhadap kekuasaan tertinggi yang dikenal dengan sebutan <em>“dewa reta ngga’e rade”</em> dan <em>“embu kajo sipo ri’a sagho modo kami”</em> yang meyakini Tuhan kekuasaan tertinggi serta leluhur yang selalu menjaga kami; b) nilai sosial budaya, berkaitan dengan tradisi <em>uwi ndota</em> yakni kerjasama atau gotong royong yang menjadi tulang punggung dalam berkehidupan; c) nilai historis, sebagai peristiwa berulang yang diwariskan oleh leluhur sejalan dengan kepercayaan yang dilestarikan oleh generasi penerusnya.</p> <p>&nbsp;</p> <p>&nbsp;</p> Maria Viana Tolo, Yosef Dentis, Damianus R.S Wasa Copyright (c) 2024 https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5268 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 MAKNA MISTIS DAN KEUTAMAAN HIDUP DALAM FOLKLOR HIGI MITAN PADA MASYARAKAT DI DESA KLOANGPOPOT KECAMATAN DORENG KABUPATEN SIKKA https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5271 <p>Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah 1) Apa makna mistis dari folklor <em>Higi Mitan</em> pada masyarakat di Desa Kloangpopot Kecamatan Doreng Kabupaten Sikka? 2) Apa saja nilai-nilai keutamaan hidup dalam folklor <em>Higi Mitan</em> pada masyarakat di Desa Kloagpopot Kecamatan Doreng Kabupaten Sikka? Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk mengetahui makna mistis dalam folklor <em>Higi Mitan </em>pada masyarakat di Desa Kloangpopot Kecamatan Doreng Kabupaten Sikka. 2) Untuk mengetahui nilai-nilai keutamaan hidup dalam folklor <em>Higi Mitan</em> pada masyarakat di Desa Kloangpopot Kecamatan Doreng Kabupaten Sikka. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, dengan menggunakan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi non-partisipan, wawancara, dan dokumentasi. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang informan kunci, dan 7 orang informan pendukung. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Pengumpulan data, 2) Reduksi data, 3) Penyajian data, 4) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa folklor <em>Higi Mitan </em>memiliki makna mistis yang sangat melekat dengan kehidupan masyarakat di Desa Kloangpopot Kecamatan Doreng Kabupaten Sikka. Folklor <em>Higi Mitan</em> mempresentasikan sistem keyakinan dan kepercayaan masyarakat terhadap “<em>Ina nian tana wawa; Ama lero wulan reta</em>” sebagai Wujud Tertinggi yang harus di patuhi dan ditaati. Folklor <em>Higi Mitan</em> juga mengandung empat nilai keutamaan hidup yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat diantaranya: Nilai keharmonisan, Nilai kemanusiaan, Nilai solidaritas, dan Nilai kebersamaan di dalam kolektivitas.</p> <p>&nbsp;</p> Dominika Delsiana Diruk, Marianus Ola Kenoba, Maria Gorety Djandon Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5271 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 MAKNA FILOSOFI TRADISI MASO LANGO (MASUK RUMAH BARU) DI DESA DULI JAYA KECAMATAN TITEHENA KABUPATEN FLORES TIMUR https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5273 <p>Masalah dalam penelitian ini adalah: <em>1)</em>. Bagaimana proses tradisi <em>maso lango</em> (masuk rumah baru) di Desa Duli Jaya, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur? <em>2)</em>. Apa makna filosofi <em>maso lango</em> (masuk rumah baru) di Desa Duli Jaya, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur? Tujuan dalam penelitian ini adalah: <em>1)</em>. Untuk mengetahui proses pelaksanaan tradisi <em>maso lango</em> (masuk rumah baru) di Desa Duli Jaya, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur. <em>2)</em>. Untuk mengetahui makna filosofi <em>maso lango</em> (masuk rumah baru) di Desa Duli Jaya, Kecamatan Titehena, Kabupaten Flores Timur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek dalam penelitian ini terdiri dari 2 orang informan kunci dan 4 orang informan pendukung. Data dianalisis secara kualitatif yang terdiri dari tahap pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap penyajian data, dan tahap penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa proses pelaksanaan tradisi <em>maso lamgo</em> (masuk rumah baru) terdiri dari beberapa tahap, diantaranya: <em>1)</em>. Tahap awal sebelum pelaksanaan ritual <em>maso lango </em>(masuk rumah baru). <em>2)</em>. Tahap ritual <em>maso lango </em>(masuk rumah baru). <em>3)</em>. Tahap akir setelah ritual <em>maso lango</em> (masuk rumah baru). Dalam tradisi <em>maso lango </em>(masuk rumah baru) terdapat makna filosofi yang menjadi pedoman dan pegangan dalam kehidupan selanjutnya. Tradisi <em>maso lango </em>(masuk rumah baru) dimaknai sebagai bentuk rasa syukur dan terima kasih kepada leluhur atas rezeki yang diberikan sehingga bisa membangun rumah baru.</p> <p>&nbsp;</p> Floribertus Yosua Ratu Kelen, Yosef Dentis, Katarina Dhiki Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5273 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5275 <p>Manajemen sekolah dapat diartikan sebagai proses mengenai perencnaan, pengorganisasian, penggerakan, serta pengawasan dengan tujuan untuk , Mencapai tujuan suatu Lembaga yang telah ditentukan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manajemen sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, dengan meliputi: perencanaan kurikulum, program pembelajaran, penggunaan sumber daya, dan pengalokasian dana, menciptakan lingkungan belajar yang efektif, mengembangkan potensi siswa, dan meningkatkan prestasi akademik dan bagaimana Kerja sama yang baik&nbsp; dari seluruh anggota sekolah. Penelitian ini menganalisis bagaimana penerapan prinsip-prinsip manajemen yang efektif, meliputi perencanaan strategis, pengorganisasian sumber daya (termasuk SDM, keuangan, dan sarana prasarana), penggerakan dan pengawasan, dapat berdampak signifikan pada peningkatan kualitas pembelajaran, prestasi siswa, dan iklim sekolah yang kondusif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen sekolah yang partisipatif, transparan, dan akuntabel, serta berorientasi pada peningkatan kapasitas guru dan pemberdayaan siswa, merupakan faktor kunci keberhasilan.&nbsp; Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan kebijakan dan praktik manajemen sekolah yang lebih efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.</p> Noviana Deam Fatima, Nelci Ester Anace Imbiri, Reiner Valerio Baharu, Yuliana Yenita Mete Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5275 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 RESISTENSI MASYARAKAT ADAT RENDU TERHADAP PEMBANGUNAN WADUK LAMBO DI DESA RENDUBUTOWE KECAMATAN AESESA SELATAN KABUPATEN NAGEKEO https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5277 <p>Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apa Latar Belakang Resistensi Masyarakat Adat Rendu Terhadap Pembangunan Waduk Lambo? 2) Bagaimana Proses Resistensi Masyarakat Adat Rendu Terhadap Pembangunan Waduk Lambo? 3) Bagaimana Solusi Mengatasi Resistensi Masyarakat Adat Rendu Terhadap Pembangunan Waduk Lambo?. Tujuan dalam penelitian ini adalah<strong>: </strong>1) Untuk menegetahui apa latar belakang resistensi masyarakat adat Rendu terhadap pembangunan waduk Lambo. 2) Untuk mengetahui bagaimana proses resistensi masyarakat adat rendu terhadap pembangunan waduk lambo. 3) untuk mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi resistensi masyarakat adat rendu terhadap pembangunan waduk lambo. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. subjek dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan pendukung. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Pengumpulan Data, 2) Reduksi data, 3) Penyajian data 4) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyatakan bahwa waduk merupakan bendungan yang di buat oleh manusia dengan maksud untuk menampung air yang nantinya dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Waduk ini memiliki banyak manfaat bagi masyarakat itu sendiri yaitu: 1) penyediaan air baku, 2) air irigasi persawahan 3) budidaya ikan air tawar, dan 4) pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Untuk pembangunan waduk tersebut, membutuhkan tanah sebagai lahan pembangunan waduknya. Akan tetapi, tanah-tanah ini umumnya milik masyarakat, sehingga pemerintah harus melakukan pembebasan.</p> Maria Anjelina Azi, Samingan, Bonaventura R. Seto Se Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5277 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 NILAI PENDIDIKAN KARAKTER SU’I UWI DALAM RITUAL ADAT REBA PADA MASYARAKAT DESA WOGO KECAMATAN GOLEWA, KABUPATEN NGADA https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5282 <p>Permasalahan dalam penelitian ini adalah Apa Nilai-nilai Pendidikan Karakter <em>Su</em><em>’</em><em>i</em> <em>Uwi</em> dalam Ritual Adat Reba pada Masyarakat Desa Wogo Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Nilai-nilai Pendidikan Karakter <em>Su</em><em>’</em><em>i</em> <em>Uwi</em> dalam Ritual Adat Reba pada Masyarakat Wogo Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan penelitian etnografi. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian terdiri dari informan kunci (3 orang) dan informan pendukung (3 orang). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Pengumpulan data, 2) Redukasi data, 3) Pemaparan data, 4) Penarikan Kesimpulan. Hasil penelitian menyatakan bahwa Ritual Reba merupakan tradisi yang dianut oleh masyarakat adat kampung Wogo, yang sesungguhnya adalah acara keluarga, acara perdamaian dalam siklus pertanian etnis Ngada. Nilai-nilai pendidikan karakter <em>Su’i Uwi</em> dalam Ritual Adat Reba meliputi: (1) Nilai religius yang terdapat dalam pelaksanaan ritual <em>Su’i Uwi</em> terdeskripsikan dalam pembacaan doa dan permohonan yaitu meminta dan memohon kepada leluhur dan Tuhan agar dalam pelaksanaan Reba maupun <em>Su’i Uwi</em> dapat berjalan dengan lancar. (2) Nilai Jujur dalam upacara <em>Su’i Uwi</em> Pelaksanaan ritual <em>Su’i Uwi </em>merupakan tradisi yang dapat membentuk perilaku (karakter). Pada pelaksanaan ritual<em> Su’i Uwi </em>yakni kedisiplinan, ketenangan, serta patuh dengan perintah ketua adat. (3) Nilai peduli sosial yang terkandung dalam upacara <em>Su’i Uwi </em>ketua suku dan anggota sukunya ikut terlibat dalam upacara <em>Su’i Uwi</em> ini mulai dari awal sampai akhir. (4) Nilai Tanggungjawab dalam pelaksanaan upacara <em>Su’i Uwi</em> tua adat dan warga suku melaksanakan upacara<em> Su’i Uwi</em> sesuai dengan tugas dan tanggungjawab mereka masing-masing. (5) Nilai Kerja Keras dapat disimak bahwa ajaran pokok kehidupan yang telah terbudaya itu adalah tata krama kehidupan manusia yang ditaati yang bernilai universal.</p> <p>&nbsp;</p> Modesta Bhoki, Hasti Sulaiman, Damianus R.S Wasa Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5282 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 MAKNA SIMBOLIK MOTIF KHAS LAWO/SARUNG KELIMARA ENDE LIO https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5280 <p>Permasalahan dalam penelitian ini adalah apa makna simbol motif khas <em>lawo</em> / sarung kelimara di kampung adat Wolotopo , Kabupaten Ende Flores Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan makna simbol motif khas <em>lawo</em> / Sarung kelimara di kampung adat Wolotopo Ndona Ende - Lio, Kabupaten Ende Flores Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tekhnik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi . Teknik analisis data dalam penelitian ini reduksi data, pemaparan data dan kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa makna motif khas <em>lawo</em>/ sarung kelimara Ende –Lio adalah simbol kehidupan, kasih sayang serta cinta yang dicurahkan Tuhan adalah sumber kasih sejati kepada manusia. Selain itu mengadung makna kesuburan dan juga keindahan. Kelimara adalah salah satu lawo / sarung saat ini cukup terkenal dikalangan masyarakat Ende-Lio, hal dikarenakan motifnya yang indah, sehingga kebanyakan kaum perempuan sebagai sarung idola. Sarung <em>lawo </em>/ sarung kelimara dikenakan pada berbagai acara seperti pesta perkawina, ritual adat, hari raya, pernikahan, dan juga busana bagi kelompok tertentu dalam membawakan suatu acara kedinasan dan acara kegiatan sosial lainnya . Keindahan lawo / sarung kelimara selain motif gunung yang indah , juga paduan aneka warna seperti warna kuning melambangkan kesuburan kaum perempuan, pratanda seorang gadis dapat dipersunting oleh seorang pemuda. Warna Putih melambangkan kesucian atau keperawanan seorang gadis. Warna merah melambangkan keberanian serta semangat kerja. Warna hitam melambangkan kekuatan, keagungan dan gagah. Warna biru tua melambangkan kebijksanaan dan dipercaya . Demikian halnya bila kaum perempuan Ende-Lio mengenakan lawo/sarung kelimara pada acara-acara tertentu nampak cantik, anggun, gagah, mempesona serta bijaksana sehingga memikat hati setiap orang yang memandangnya.</p> <p> </p> Josef Kusi Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5280 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 MENALAR PARADOKS KONSEP NASIONALISME, GENERASI EMAS, DAN TEKNOKRASI: PERSPEKTIF ILMU SOSIAL KRITIS https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5301 <p><strong>Abstract</strong><br>Nationalism constitutes a fundamental concept within modern social sciences. However, its interpretation and system of meaning are not always neutral, often leading to paradoxes. This paradox arises from the notion that pragmatic nationalism is influencing the younger generation, which, by 2045, has been conceptualized within the sociopolitical framework as the "golden generation". This generation is inherently perceived as literate and adaptable to the dynamics of contemporary technological "logic." Nonetheless, the latent danger confronting the golden generation is the "ideology" of technocracy embedded in the application of modern technology. This research aims to internalize the concept of objective nationalism as a foundational basis for the golden generation, thereby mitigating the ideological biases present in technocratic systems. The study employs critical hermeneutics as a methodological approach to interpreting the written texts that serve as the primary references for this research. The findings indicate that critical education regarding objective nationalism is vital for strengthening the character of the younger generation, enabling them to confront the rationalizing threats posed by modern knowledge systems. Consequently, the concept of objective nationalism may function as a proactive instrument for the golden generation in addressing the ideological challenges posed by technocracy.</p> Marianus Kenoba Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5301 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 ORNAMEN LEGA JARA PADA RUMAH ADAT SA’O KABI ZUA DI KAMPUNG ULUBELU KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5360 <p>Ornamen <em>Lega</em> <em>Jara</em> merupakan salah satu ukiran pada rumah adat <em>sa’o Kabi Zua</em> yang terdapat pada masyarakat di desa Ulubelu, Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada yang tetap dirawat sampai saat ini. Ornamen <em>lega jara</em> (kuda) ini menurut kepercayaan masyarakat Ulubelu memiliki kekuatan. Kekuatan &nbsp;kuda terletak pada tendangan kakinya sebagai lambang leluhur yang suci dan berwibawa tinggi. Sedangka<em>n lega </em>at<em>au </em>(tas adat yang digunakan oleh seorang pria) sebagai lambang kewibawaan yang tinggi sehingga &nbsp;segala macam roh jahat yang hendak mengganggu keselamatan jiwa dan raga manusia dapat disingkirkan. Sedangkan rumah adat <em>sa’o kabi zua </em>bukan hanya tempat tinggal anggota keluarga saja, melainkan juga sebagai tempat untuk melakukan berbagai upacara adat, dan juga sebagai tempat berkumpulnya roh para leluhurnya. Yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah: makna apa sajakah yang terkandung dalam ornamen <em>lega</em> <em>Jara</em> pada rumah adat <em>Sa’o kabi zua</em> di Kampung Ulubelu Kecamatan Golewa Kabupaten Ngada.<em>.</em> Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna-makna yang terkandung di dalam ornamen <em>lega jara</em> pada <em>sa’o kabi zua. </em>Untuk membedah masalah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori Semiotika yang digagaskan oleh Ferdinan de Saussure, mengemukakan bahwa teori semiotik adalah ilmu yang mengkaji tanda dalam kehidupan manusia. Artinya, semua yang hadir dalam kehidupan kita lihat sebagai tanda, yakni sesuatu yang harus kita beri makna. Dengan demikian, apa yang ada dalam kehidupan kita dilihat sebagai “bentuk” yang mempunyai “makna” tertentu. Hubungan antara bentuk dan makna tidak bersifat pribadi, tetapi sosial, yakni didasari oleh “kesepakatan” (konvensi) sosial. Penelitian ini menggunakan jenis peneitian Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitin ini adalah 1) Pengumpulan data, 2) Reduksi data, 3) Penyajian data dan 4) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menujukkan bahwa ornament <em>lega jara</em> pada <em>sa’o kabi</em> <em>zua</em> masih tetap dirawat dan dilestarikan oleh masyarakat di desa Ulubelu karena <em>ornament lega jara</em> ini memiliki makna yaitu: makna penghormatan dan penghargaan,&nbsp; makna kebersamaan<strong>, </strong>dan makna control social bagi masyarakat pendukungnya.</p> <p>&nbsp;</p> Maria Gorety Djandon Pendidikan Sejarah Copyright (c) 2024 Sajaratun: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran Sejarah https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5360 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700 MEMORIA TRAGEDI BANJIR BANDANG DI DESA NELELAMADIKE KECAMATAN ILE BOLENG KABUPATEN FLORES TIMUR TAHUN 2021 https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5381 <p>Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaiman isi memoria masyarakat Nelelamadike mengenai tragedi banjir bandang di Desa Nelelamadike Kecamatan Ile Boleng Kabupaten Flores Timur Tahum 2021? 2) Bagaimana strategi masyarakat Nelelamadike dalam menata kembali memoria traumatis yang pernah dialami secara kolektif? Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui&nbsp; (1) isi memoria masyarakat Nelelamadike mengenai tragedi banjir bandang di Desa Nelelamadike Kecamatan Ile Boleng Kabupaten Flores Timur Tahum 2021. (2) Untuk mengetahui strategi masyarakat Nelelamadike dalam menata kembali memoria traumatis secara kolektif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Informan penelitian ini adalah 7 orang informam utama yang menjadi korban banjir bandang dan kehilangan anggota keluarga dan 5 informan pendukung yang menyaksikan peristiwa banjir bandang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cuaca sebelum terjadinya&nbsp; peristiwa banjir bandang sangatlah buruk. Masyarakat Nelelamadike sibuk dengan aktivitas mereka dalam merayakan Kebangkitan Tuhan Yesus Kristus ( Hari Paskah).&nbsp; Tidak lamah setelah hujan lebat redah, terdegar gemuruh disertai getaran yang sangat besar, seperti pesawat berada di atap rumah. Gemuruh besar itu adalah banjir bandang. Kejadian ini terjadi dalam hitungan detik. Semua bangunan, infrastruktur jalan hanyut terbawah banjir, dan juga mengahanyutkan 56 orang. Kondisi psikologis masyarakat Nelelamadike pasca bencana sangat trauma, takut dan cemas, serta timbul rasa stress karena masih terbayang dalam memori warga. Startegi masyarakat Nelelamadike untuk mengatasi trauma setelah bencana berdasarkan hasil temuan peneliti bahwa mereka mendapat dukungan, motivasi dan juga kunjungan dari pihak gereja, mereka juga menyibukkan diri dengan bekerja dan pindah lokasi tempat tinggal. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ingatan atau memori masyarakat Nelelamadike akan kejadian banjir bandang ini akan selalu di ingat dan tidak akan terlupakan. Dan untuk trauma yang dialami masyarakat Nelelamadike sedikit demi sedikit menghilang karena mereka sibuk dengan aktivitas sehari-hari mereka dengan bekerja.</p> Oktavianus Ola Mangu, Marianus Ola Kenoba, Fatma Wati Copyright (c) 2024 https://e-journal.uniflor.ac.id/index.php/sajaratun/article/view/5381 Fri, 20 Dec 2024 00:00:00 +0700