Paralelisme Makna Tuturan Ritual Saeba Bunuk Hau No Pada Guyub Tutur Etnik Dawan di Desa Nunle’u, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur
DOI:
https://doi.org/10.37478/rjpbsi.v3i1.1849Abstract
Tulisan ini bertajuk Paralelisme Makna Tuturan Ritual Saeba Bunuk Hau no pada Guyub Tutur Etnik Dawan di Desa Nunle’u, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur Tuturan. Penelitian ini merupakan kajian linguistik kebudayaan yang berlandaskan pada pendekatan etnografi, paralelisme, dan teori semiotik sosial. Data bersumber pada data lisan berupa tuturan ritual Saeba Bunuk Hau no. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan wawancara dengan teknik rekam dan teknik catat. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan metode padan dengan teknik ganti dan teknik perluas. Hasil analisis disajikan dengan metode penyajian formal dan informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk paralelisme semantik dalam tuturan ritual berladang Saeba Bunuk Hau no pada guyub tutur etnik Dawan terdiri atas hubungan makna antarperangkat diad dan hubungan makna antarunsur paralel. Selain bentuk paralelisme semantik, ditemukan juga makna budaya yang terkandung dalam tuturan ritual tersebut, seperti makna yang menggambarkan hubungan manusia dengan sesamanya..
Downloads
Keywords:
Saeba Bunuk Hau no, Paralelisme, Etnik DawanReferences
Agustus, M. 2012. “Tutur Ritual Manenung Pada Masyarakat Dayak Hindu Kaharingan Palangkaraya: Analisis Wacana Kritis Van Dijk”. Dalam Jurnal Bahasa dan Sastra, Jilid 2, Nomor 2, Oktober 2012. Banjarmasin: Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Program Pascasarjana Universitas, Lambung Mangkurat.
Chaer, A. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Duranti, A. 1997. Linguistic Anthropology. First Published, Cambridge: Cambridge University Press.
Erom, K. 2004. “Ungkapan Paralelisme Bahasa Manggarai dan Dinamikanya dalam Realitas Sosial Budaya Manggarai”. Te sis. Denpasar: Program Studi Pascasarjana, Universitas Udayana.
Foley, W.A. 1997. Antropological Linguistics: An Introduction. Oxford: Blackwell Publiser, Ltd.
Fox, J. J. 1986. Bahasa, Sastra, dan Sejarah: Kumpulan KaranganMengenai Masyarakat Pulau Roti. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Hadi, S. Y. 2006. Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Pustaka.
Halliday, M.A.K & Hasan, R. 1994. Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial. Yog yakarta: Gadjah Mada University Press.
Isu, Rudolof Jibrael, 2020. Tuturan Ritual Be’eula dalam Upacara Kematian pada Masyarakat Desa Oetutulu Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao. Ciencias: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. ISSN: 2621-5721 (Media Online); ISSN: 2621-3087 (Media Cetak).
Isu, Rudolof Jibrael, 2021. Ritual Adat Dab’ba pada Masyarakat Desa Eilogo Kecamatan Sabu Liae Kabupaten Sabu Raijua : Sebuah Kajian Perspektif Linguistik Kebudayaan. Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Retorika, Desember 2021
Kridalaksana, H. 2008. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Manek, Agnes Odiyanti, 2021. Makna Budaya Topa Ma Ta Auba pada Masyarakat Desa Lasi, Kecamatan Kuanfatu, Kabupaten Timor Tengah Selatan. Vol. 2 No. 2 2021: Jurnal Retorika, Desember 2021
N. Dewi. 2016. Paralelisme Semantik Tuturan Ritual Berladang dalam Guyub Tutur Kodi, 10.29255/Aksara.V28i2.134.241-252
Riana. I K. 2003. ”Linguistik Budaya: Kedudukan dan Ranah Pengkajiannya. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Bidang Ilmu Linguistik Budaya Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Denpasar: Universitas Udayana.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung: Alfabet.
Sumitri, N.W. 2012. “Tradisi Vera: Bentuk Ekspresi Budaya Masyarakat Rongga di Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur”. Dalam Prosiding The 4th International Conference on Indonesian Studies: Unity, Diversity, and Future. Jakarta: ICSSIS