RITUAL KAI AWU DALAM TATA BERLADANG TRADISIONAL DI LANDOKURA DESA KURULIMBU SELATAN KECAMATAN NDONA TIMUR - KABUPATEN ENDE
DOI:
https://doi.org/10.37478/sajaratun.v7i1.2030Abstract
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk dan apa makna ritual Kai Awu dalam tataberladang tradisional di Lanadokura Desa Kurulimbu Selatan Kecamatan Ndona Timur Kabupaten Ende. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan mengungkapkan makna ritual Kai Awu dalam tata berladang tradisional. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui: observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk analisis data penelitigunakan model interaktifmelaluitahapan: pengumpulan data, reduksi data, display data, danverifikasi. /kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di LandokuraDesaKurulimbu sangat yakin dan percaya kepada wujud tertinggi (Du,a Lulu Wula Ngga,e Ghale Wena Tana) dan leluhur yang akan memberi hasil berlimpah dan dijauhkan dari segala bencana dan malapetaka. Ritual Kai Awu bermakna solidaritas yakni dapat menciptakan rasa persaudaraan dan kekeluargaan dalam kehidupan bermasyarakat.
Downloads
Keywords:
Ritual, Kai Awu, Berladang TradisionalReferences
Bustanuddin. (2006). Agama Dalam Kehidupan Manusia. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Buntaran, 1996. Saudari Bumi Saudari Manusia. Yogyakarta : Kanisius.
Daeng, Hans (2004). Atropologi Budaya. Ende: Nusa Indah.
Dahavamony, 1995 .”Ritual Shinto” Di Jepang. Program Studi Kajian Budaya Universitas Tokushima.
Durkheim Emile. (1994) . Moral Religi. Yogyakarta. Anggota IKPL.
Harsojo. (1977).Pengantar Antropologi. Bandung: Bina Cipta.
Herdiyanti, (2017) .”Pergeseran Modal Sosial Dalam Pelaksanaan Upacara Adat Mandi Beliman Di Dusun Limbung Desa Jada Bharin Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.” & Alam Jurnal society ,nomor 2 Desember (2017). Universitas Bangka Belitung.
Geertz. (1992). Tafsir Kebudayaan Yogyakarta: Kanisius.
Jurahman, (2013). Pengantar ilmu sosial budaya dasar. Widyasari: Salatiga Press
Koenjaraningrat. (2009). Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
______________ (1984). Ritus Peralihan Di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka.
______________ (2003). Pengantar Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
Kartodirjo & Suryo. (1991). Sejarah Perkebunan Di Indonesia: Aditya Media Yogyakarta.
Koderi, M. (1991). Banyumas Wisata & Budaya. Purwokerto: Metro Jaya.
Sumyata, dkk. (1996). Fungsi, Kedudukan & Struktur Cerita Rakyat Jawa Barat Jakarta: Depdikbud.
Orinbao, P. Sareng. (1992). Tata Berladang Tradisional & Pertanian Rasional Suku Bangsa Lio. Maumere : Sekolah Tinggi Filsafat St. Paulus.
Sado Yosafat Wilfridus, 2004. “Ritual Kapena.” Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Flores
Sumitri, 2005 .”Ritual Dhasa Jawa Pada Masyarakat Petani Di Rongga. Manggarai Nusa Tenggara Timur. Fakultas Ilmu Budaya. Program Studi Kajian Budaya Universitas Udayana.
Orinbao, P. Sareng. (1992). Tata Berladang Tradisional Dan Pertanian Rasional Suku Bangsa Lio. Maumere : Sekolah Tinggi Filsafat St. Paulus.
Mbete, Aron, Meko, dkk. (2008). Nggua Bapu. Ende: Pustaka Laras, Denpasar.
Moleong, J. Lexy. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakara.
Sugiyono. (2010). Metode Kualitatif Dan Kuantitatif. Bandung: Angkasa.
Sumber Jurnal
Evi Wardenar, (2017) .”Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Kegiatan Ladang Berpindah Di Dusun Laek Desa Bengkilu Kecamatan Tujuh Belas Kabupatan Bengkayang.” & Alam Jurnal Hutan Lestari (2017) Vol 5(4):1027-1034). Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura.