FUNGSI RITUS GEWU DALAM TATA BERLADANG TRADISIONAL PADA MASYARAKAT DESA TENDAKINDE KECAMATAN WOLOWAE KABUPATEN NAGEKEO

Authors

  • Benediktus Sepu Pendidikan Sejarah Universitas Flores
  • Nong Hoban Pendidikan Sejarah Universitas Flores
  • Josef Kusi Pendidikan Sejarah Universitas Flores

DOI:

https://doi.org/10.37478/sajaratun.v7i2.2442

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa fungsi ritual Gewu di Desa Tendakinde Kecamatan Wolowae Kabupaten Nagekeo?.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fungsi ritus Gewu di Desa Tendakinde Kecamatan Wolowae Kabupaten Nagekeo. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitaif dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut: observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, reduksi data, panarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa fungsi ritus Gewu adalah (a) Fungsi religi: menunjukan bahwa masyarakat Tendakinde yakin dan percaya kepada wujud tertinggi (Dewa Rheta) dan  leluhur (Ghae Rhade) yang telah memberi rejeki bagi masyarakat terhadap hasil panennya. (b) Fungsi persatuan: Kehadiran warga suku menyukseskan ritus Gewu merupakan ungkapan rasa persatuan dan kesatuan warga suku. (c) Fungsi solidaritas: Keterlibatan masyarakat dalam mengambil bagian pada saat upacara tu pa’a (sesajian) merupakan ungkapan atas kebersamaan. (d) Fungsi budaya: Pelaksanaan ritus Gewu seperti tu pa’a (acara sesajian) dan hiburan misalnya siram menyiram antara laki-laki dan perempuan sebagai tanda syukuratas hasil panen yang melimpah.

Downloads

Download data is not yet available.

Keywords:

Fungsi Ritus Gewu, Masyarakat desa Tendakinde

References

A. Haviland, Wiliam. (1985). Antropologi. Jakarta: Erlangga.

Batmomolin Lukas, ddk. (2003). Budaya Media. Ende: Nusa Indah.

Brouwer, M.A.W. (1984). Psikologi Fenomenologis. Jakarta: Gramedia.

Daeng, Hans. (2004). Antropologi Budaya. Ende: Nusa Indah.

Depdiknas. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Geertz, Clliiford. (1922). Tafsir Kebudayaan dan Agama. Yogyakarta: Kanisius Press.

Herimanto, Winarno. (2012). Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Herimanto & Winarno. (2008). Ilmu Social Dan Budaya Dasar. Jakarta : Bumi Aksara.

Herdiyanti, (2017). “Pergeseran Modal Sosial Dalam Pelaksanaan Upacara Adat Mandi Beliman Di Dusun Limbungdesa Jada Bharin Kecamatan Merawang Kabupaten Bangka.” Dan alam jurnal society, nomor 2 Desember (2017). Universitas Bangka Belitung.

I Made Sumerta, ddk.(2013). Fungsi Dan Makna Upacara Ngusaba Gede Lanang Kapat. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, L.J. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Nurmayanti, (2020). Mappadendang Dalam Tradisi Pesta Panen. Tersedia Pada: http://repositori.uin-alauddin.ac.id. Diakses Pada Tanggal 10 Agustus 2021. Pada Jam 10.00 WITA.

Rahmat, Jalaludin. (2007). Buku Kerja Multiple Intelligences. Bandung: Kaifa.

Saifullah, A. 2005. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Dengan Tindakan Perawat Dalam Manajemen Nyeri Post Operasi Di Bangsal Bedah RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Skripsi , Surakarta: Stikes Kusuma Husada, Program Sutudi S1 Keperawatan.

Supanto. (1992). Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka.

Downloads

Published

2024-03-20

How to Cite

Sepu, B., Hoban, N., & Kusi, J. (2024). FUNGSI RITUS GEWU DALAM TATA BERLADANG TRADISIONAL PADA MASYARAKAT DESA TENDAKINDE KECAMATAN WOLOWAE KABUPATEN NAGEKEO. Sajaratun: Jurnal Sejarah Dan Pembelajaran Sejarah, 7(2), 155-175. https://doi.org/10.37478/sajaratun.v7i2.2442