RITUAL “KELAS” DESA WEJANG NENDONG KECAMATAN POCORANAKA TIMUR KABUPATEN MANGGARAI TIMUR (KAJIAN BUDAYA KENDURI KEMATIAN DALAM ADAT MANGGARAI)
DOI:
https://doi.org/10.37478/sajaratun.v7i2.2488Abstract
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana proses pelaksanaan ritual Kelas pada masyarakat Desa Wejang Nendong Kecamatan Poco Ranaka Timur Kabupaten Manggarai Timur, 2) Apakah manfaat dan pentingnya melaksanakan ritual kelas dalam sistem budaya Manggarai khususnya pada Masyarakat Desa Wejang Nendong, Kecamatan Pocoranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses ritual Kelas di masyarakat Desa Wejang Nendong Kecamatan Poco Ranaka Timur Kabupaten Manggarai Timur dan Untuk mengetahui manfaat dan pentingnya ritual Kelas dalam sistem budaya Manggarai kususnyua di Desa Wejang Nendong, Kecamatan Pocoranaka Timur. Penelitian ini dikategorikan dalam model penelitiaan kualitatif deskriptif yaitu suatu jenis penelitian yang berusaha mendapatkan pengetahuan yang didasarkan pada data-data primer dan sekunder. subjek penelitian ini adalah Tua Teno Tua Golo, dan Tua Kilo sebagai informan kunci 3 (tiga) orang dan tokoh masyarakat (3 orang) sebagai informan pendukung. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) pengumpulan data, 2) data reduction (mereduksi data), 3) data display 4) conciusion (verifikasi) Hasil penelitian menunjukan bahwa: Ritual Kelas (kenduri kematian) terdiri dari tiga bagian yaitu: sebelum pelaksanaan ritual Kelas, upaca Kelas berlangsung, akhir dari ritual Kelas. Tahap awal sebelum ritual Kelas yaitu pertemuan seluruh kepala keluarga one (keluarga dalam/keluarga yang mau melaksanakan ritual Kelas). tahap yang kedua yaitu sidang latang anak wina (tanggungan pihak perempuan), dan tombo kamping anak rona (berbicara dengan pihak pemberi gadis) tahap yang ketiga yaitu pelaksanaan ritua Kelas dan tahap yang terakir yaitu wali anak rona (mmbayar semua benda yng diantar oleh pihak anak rona dengan uang yang jumlahya melebhi harga nominal benda tersebut) dan weit (ungkapa terima kasih berupa beras dan daging). Ritual Kelas penting dilakukan, karena sebagai bentuk penghormatan terakir kepada leluhur. Selain penghrmatan, upacara kelas juga sebagai ungkapan permohonan maaf kepada leluhur karena sewaktu hidup bersama, secara sadar atau tidak sadar kita melakukan kesalahan. Masyarakat desa Wejang Nendong meyakini dengan melaksanakan ritual ini mereka akn diberkati oleh leluhur dan diberikan penghasilan yang secukupnya.
Downloads
Keywords:
Ritual, Kelas, AdatReferences
Adi M. Nggoro. 2006. Budaya Manggarai Selayang Pandang. Ende: Nusa Indah. Bakker, J.W.W 1984. Filsafat Kebudayaan Sebuah Pengantar. Yogyakarta:
Penerbit Kanisius.
Dagur, Bagul Antoni.1997. Kebudayaan Manggarai sebuah Khasanah Kebudayaan Nasional. Surabaya:Uphara Press.
Lexy J, Moleong. 2014, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: Gramedia.
Robot, Marsel dkk, 1996. Kajian tola kaba sastra lisan Manggarai. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Samiaji, Sarosa. 2012. Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Jakarta: Indeks Universitas Terbuka.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sumerta Made, dkk. 2013. Fungsi dan makna upacara ngusaba Gede Lanang
Kapal,Yogyakarta: Ombak.
Winangun, Wartaya. 1990. Masyarakat Bebas Struktur: Liminalitas Dan Komunitas Menurut Victor Turner. Jakarta: Pustaka Setia.
Sumber Jurnal
Fauzi, 2017. Akulturasi Dalam Penyelenggaraan Kenduri Kematian Di Desa Pondok Beringin Kabupaten Kerinci, Jurnal kajian ilmu-ilmu hukum vol. 15 no1 (2017) IAIN Kerinci.
Sari, Agustia Artika Dinia. 2017. Selametan Kematian di Desa Jaweng Kabupaten Boyolali Vol 1, Jurnal Haluan Sastra Budaya, Fakultas Seni Rupa Dan Desain, Universitas Sebelas Maret
Sumber Skripsi
Letuna, Serafin. 2015 Torok Puisi Orang Manggarai (kajian terhadap terhadap ritus, makna dan fungsi) Jurusan Sastra Indonesia. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta