Keterlibatan Ulama dan Uleebalang dalam Peristiwa Perang Cumbok di Aceh: 1945-1946
DOI:
https://doi.org/10.37478/sajaratun.v8i2.3276Abstract
Artikel ini bertujuan untuk membahas gerakan revolusi kemerdekaan di Aceh, tepatnya pada peristiwa Perang Cumbok di Aceh yang terjadi pada akhir tahun 1945 dan awal tahun 1946. Tulisan ini meliputi kedudukan ulama dan uleebalang di Aceh, keadaan Aceh setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, serta terjadinya persitiwa Perang Cumbok di Aceh. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan heuristik/mengumpulkan sumber, verifikasi/kritik sumber, interpretasi/penafsiran kembali, dan historiografi/penulisan sejarah. Dari artikel ini, kita dapat mengetahui bahwa kedudukan ulama dan uleebalang pada saat revolusi kemerdekaan di Aceh sangatlah penting. Kelompok tersebut juga tidak hanya berperan dalam masalah agama, tetapi juga berperan dalam bidang sosial dan politik yang mampu menyelesaikan berbagai konflik di Aceh. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dua kekuatan ini berselisih dan menimbulkan suatu pertentangan sosial di Aceh dan melahirkan suatu peristiwa penting, yaitu Perang Cumbok. Dalam artikel ini dijelaskan proses terjadinya Perang Cumbok yang dilatarbelakangi oleh kondisi sosial, kondisi pemerintahan, dan kondisi politik yang menegang. Peristiwa tersebut melahirkan revolusi sosial dan politik di Aceh yang dimenangkan oleh kelompok ulama.
Downloads
Keywords:
Ulama, Ullebalang, Aceh, Perang Cumbok, Revolusi SosialReferences
Abdullah, T. (1983). Agama dan Perubahan Sosial. Jakarta: Rajawali.
Daud, S. (2001). Revolusi Sosial Aceh: Polarisasi Politik Ulama-Uleebalang 1945-1949. Disertasi. Program Studi Sejarah Peradaban Islam Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah. (1983). Sejarah Revolusi Kemerdekaan Daerah Istimewa Aceh. Jakarta.
Hajriansyach, T. (2019). Perang Cumbok Di Aceh Pada 1945-1946. Ilmu Sejarah-S1, 4(6).
Hasbullah. (2015). Uleebalang: Dari Kesultanan Hingga Revolusi Sosial (1514-1946). Aceh: BPNB Banda Aceh.
Herlina, N. (2020). Metode Sejarah.
Kurniawati, K. (2008). Perang Cumbok Dan Gerakan Tentara Perjuangan Rakyat (TPR) Di Aceh (Desember 1945 Maret 1946). Jurnal Sejarah Lontar, 5(2), 20-34.
Muhajir, A. (2018). Langkah Politik Belanda di Aceh Timur: Memahami Sisi Lain Sejarah Perang Aceh, 1873-1912. Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu-Ilmu Sosial, 1(2), 160-171.
Muhammaddar, M. (2014). Kedudukan Ulama dan Uleebalang sebagai elit sosial politik Aceh (1900-1946). Tesis. Program Studi Pemikiran Islam Institut Agama Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Pratama, R. A. (2018). Kecamuk Revolusi Kemerdekaan di Kuningan (1947-1950). Jurnal Candrasangkala, 4(2), 94-106.
Rinardi, H. (2017). Proklamasi 17 Agustus 1945: Revolusi Politik Bangsa Indonesia. Jurnal Sejarah Citra Lekha, 2(2), 143-150.
Satriya, B., Suwirta, A., & Santosa, A. B. (2019). Ulama Pejuang dari Serambi Mekkah: Teungku Muhammad Daud Beureueh dan Peranannya dalam Revolusi Indonesia di Aceh, 1945-1950. INSANCITA, 4(1), 35-54.
Suwirta, A. (2015). Memaknai Peristiwa Sumpah Pemuda dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia dalam Perspektif Pendidikan. Sipatahoenan, 1(1).
Talsya, T, A. (1990). Perjuangan Kemerdekaan di Aceh. Lembaga Sejarah Aceh.
Uddin, B., Harnoko, D., Nurhajarini, D. R., Fibiona, I., & Ibrahim, J. (2020). Masyarakat Pedesaan dan Revolusi Kemerdekaan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dinbud DIY.