SUKSESI ZAMAN SINGOSARI DAN MAJAPAHIT
DOI:
https://doi.org/10.37478/sajaratun.v8i2.3621Abstract
Permasalahan yang diangkat dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut: bagaimana sukzesi zaman Singosari dan Mojapahit. Tujuan penulisan adalah untuk mengetahui sukzesi zaman Singosari dan Majapahit. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan dengan methode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah (Historical Methods). Dalam rangka memaparkan jejak sejarah pemuda harapan bangsa Indonesia penulis melakukan empat langkah penelitian, yaitu Heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kisah Singosari diawali dengan berlangsungnya “keakuwuan” (akuwu = sering diartikan bupati). Daerah ini diperintah oleh akuwu Tunggal Ametung mangawani Ken Dedes. Pada masa pemerintahan Tunggal Ametung di Tumapel ada seorang pereman bernama Ken Angrok sehingga Angrokpun menjadi kenal akan Ken Dedes yang cantik itu. Pada suatu saat Ken Dedes turun dari kereta dilihat Ken Angrok pada pangkuan Ken Dedes yang memancarkan “cahaya bersinar”. Kata Ken Angrok kepada Lohgawe, apa arti sinar itu. Maka kata Lahgawe bahwa perempuan macam itu adalah “putri pilihan” (ardhanaricwari) dan barang siapa mengawininya akan menjadi raja besar. Mendengar jawaban itu timbullah tekadnya untuk mebunuh Ametung dan mengawini Ken Dedes (Pitano, 1965:26). Keberhasilan mendirikan Majapahit yang didahului dengan membuka hutan dan mengalakan Daha (Kediri) serta memukul mundur pasukan Tartar, membuktikan Raden Wijaya orang yang kuat. Peresmian penobatannya ditandai dengan abhisekanya yakni Kertarajasa Jayawardhana. Sejak awal ia sudah melihat kemungkinan munculnya konlik suksesi dalam kerajaannya. Maka dari itu, puteri Kertanegara berjumlah empat orang (catur Kertanegara-duhita) dinikahinya (Mulyana, 1970:253).
Tampaknya garis keturunan Kertanegara masih sangat kuat. Sepeninggalan Kertarajasa, suaminya Rajapatni sudah memutuskan untuk menjauhi masalah duniawi dengan menjadi bhiksuni, maka pemerintahan Majapahit diwakilkan pada puterinya Tribhuwanatunggadewi yang kelak menjadi ibu Hayam Wuruk. Demi menyiapkan pengganti Hayam Wuruk diangkat menjadi Ratu Jiwana, menggantikan ibunya. Jadi kenaikan Hayam Wuruk diatas takhta telah dipersiapkan. Maka dengan mudah dapat dipahami sepeninggal Rajapatni tahun 1350, maka Tribhuwanatunggadewi lengser keprabon sebagai “raja pemangku” (pejabat raja) dan naiklah Hayam Waruk di atas takhta Majapahit dengan nama abhiseka “Rajasanegara” artinya Raja dari seluruh kerajaan. Tanda-tanda merosotnya kejayaan Majapahit suda terlihat. Hal yang relevan dengan masalah suksesi Nampak dalam konflik antara Kusumawardani – Wikramawardhana dan Bhre Wirabhuni.
Downloads
Keywords:
Suksesi, Singosari, MajapahitReferences
Abdurrahman Dudung. 2011. Methode penelitian sejarah Islam. Yogyakarta: Ombak
Berg,c.c. (1974), Penulisan Sejarah Jawa, Bhrata Jakarta.
Berg,c.c. (1995), Gambaran Jawa Pada Masa Lalu, Dalam Soedjatmoko dkk, Historiografi Indonesia Terjemahan Gramedia Pustaka Utama Jakarta.
Casparis.J.G.de (1974), Perkebangan Pengetahuan Sejarah Indonesia Lama, Hasil Penyelidikan Selama 20 tahun (1931-1951).
Kontowijoyo. 1994. Methodologi Sejarah. Yokyakarta:Pt Tiara Wacana Yogya
Krom,N.J. (1956), Zaman Hindu, PT Pengembang Jakarta.
Marwati Djoened Poesponegoro (1977), Sejarah Nasional Indonesia,II, Balai Pustaka Jakarta.
Muhamad Yamin, (1960), Gaja Mada, Balai Pustaka, Jakarta.
Pitono Harjowardojo, (1965); Pararaton, Bhratara, Jakarta
Pitono Harjowardojo, (1961); Sejarah Indonesia Lama, IKIP Malang
Solichin Salam, (1964): Sejarah Islam di Jawa, Jayamurni, Jakarta.
Slamet Mulyana (1979), Negarakertagama dan Tafsir Sejarahnya, Bharata Karya Aksara, Jakarta.
Sjamsuddin, Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak