SEWU NGEWU SEBAGAI RITUAL TOLAK BALA PADA MASYARAKAT DI DESA RAKATEDA I KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA

Authors

  • Maria Gorety Djandon Pendidikan Sejarah Universitas Flores

DOI:

https://doi.org/10.37478/sajaratun.v8i2.3773

Abstract

Sewu ngewu merupakan salah satu upacara adat untuk menolak bala yang berhubungan dengan kebakaran kampung atau tempat tinggal masyarakat. Upacara ini masih tetap dilakukan oleh masyarakat apabila ada kebakaran dalam kampung. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian adalah 1) bagaimana proses pelaksanaan upacara sewu ngewu dijalankan, dan 2) makna apa yang terkandung dalam upacara sewu ngewu. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui proses pelaksanaan upacara sewu ngewu dan 2) untuk mengetahui makna yang terkandung dalam upacara sewu ngewu. Peneliti menggunakan teori ritus yang digagaskan oleh Van Gennep yang mengungkapkan bahwa ritual adalah bagian dari tingkah laku religius yang masih aktif dan bisa diamati, misalnya pemujaan, nyanyian, doa-doa dan tarian. Ritual memiliki sifat sakral, seperti penggunaan benda-benda sakral dalam ritual yang tidak tergantung pada ciri-ciri hakikat dari benda tersebut. Tetapi tergantung kepada sikap mental dan emosional kelompok masyarakat pemeluk kepercayaan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menujukkan bahwa upacara sewu ngewu masih tetap dilakukan oleh masyarakat di desa Rakateda I apabila terjadi kebakaran di desa Rakateda I. Bagi masyarakat di desa Rakateda I, ritual sewu ngewu memiliki makna religius, makna persaudaran dan makna keharmonisan.

 

Downloads

Download data is not yet available.

Keywords:

Sewu Ngewu, Tolak bala

References

Arndt,P (2009) Masyarakat Ngada dan Tatanan Sosial Budaya. Ende: Nusa Indah

Blolong, Raimundus. (2012) Dasar-Dasar Antropologi. Ende: Nusa Indah.

________________. (2008) Tahap-Tahap Penelitian Antropologis. Ende: Nusa Indah

Daeng, Hans. (2004) Antropologi Budaya. Ende: Nusa Indah.

Dhavamoni. (1995) Fenomena Agama. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Djamari. (1993) Ritual dan Institusi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Handoyo, Eko. (2015) Studi Masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Ombak.

Hermanto, Winarno. (2012) Ilmu sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Askara.

Idrus, Muhamad. (2009) Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Erlangga.

Koentjaraningrat. (1987) Sejarah Teori Antropologi 1. Jakarta: UI Press.

______________. (1990) Sejarah Teori Antropologi 11. Jakarta: Universitas Indonesia.

_____________. (1998) Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: PT UI Press .

Moleong, Lexy J. (2011) Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mbete, Aron Meko. (2006) Kasanah Budaya Lio-Ende. Yogyakarta: Pustaka Larasan.

Nggoro, M. Adi. (2006) Budaya Manggarai Selayang Pandang. Ende: Nusa Indah.

Purna, I Made. (2012) Pesta Ponaan. Yogyakarta: Ombak.

Raho, Bernard. (2004) Sosiologi Sebuah Pengantar. Maumere: Ledalero.

Soekmono, R. (1990) Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia. Yogyakarta: Kanisius.

Sugiyono. (2005) Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

________. (2010) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, (2009) Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumerta, I Made. (2013) Fungsi dan Makna Upacara Ngusaba Gede Lanang Kapat. Yogyakarta: Ombak.

Winangun, Wartaya. (1990) Masyarakat Bebas Struktur. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Sumber Jurnal

Adrianus Josef ChoFee,dkk (2021), Tradisi Tolak Bala Sebagai Adatasi MasyarakatDayak Desa Umin Dalam Menghadapi Pandemi di Kabupaten Sintang. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, vol. 5 no 1 tahun 2021.

Noviana, dkk.(2022),Tradisi Ritual Tolak Bala Pada Masyarakat Pattae Desa Biru Kecamatan Poleang Timur Kabupaten Bombama. Jurnal Kerabat Antropologi, Vol.6 No 1 Juni 2022

Downloads

Published

2024-07-31

How to Cite

Djandon, M. G. (2024). SEWU NGEWU SEBAGAI RITUAL TOLAK BALA PADA MASYARAKAT DI DESA RAKATEDA I KECAMATAN GOLEWA KABUPATEN NGADA. Sajaratun: Jurnal Sejarah Dan Pembelajaran Sejarah, 8(2), 185-202. https://doi.org/10.37478/sajaratun.v8i2.3773