IDENTIFIKASI BANGUNAN PENINGGALAN KOLONIAL BELANDA DI INDONESIA SERTA KEGUNAANNYA SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN SEJARAH
DOI:
https://doi.org/10.37478/sajaratun.v9i1.4308Abstract
Masa kolonial membentuk perkembangan Indonesia. Peninggalan sejarah dari masa ini memuat berbagai macam gaya, termasuk arsitektur kolonial. Struktur arsitektur kolonial sangat penting untuk dilestarikan karena memiliki makna sejarah. Penelitian ini mengkaji tipologi dan pelestarian arsitektur kolonial di Indonesia. Proyek ini melakukan tinjauan literatur untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang arsitektur kolonial di Indonesia, yang kemudian akan digunakan untuk mengklasifikasikan bangunan kolonial. Berdasarkan temuan penelitian, arsitektur kolonial telah hadir di Indonesia sejak masa kolonial Belanda. Perpaduan budaya Belanda dan Indonesia mempengaruhi corak, karakter dan kualitas arsitektur kolonial, dan metode konservasi diklasifikasikan menjadi dua jenis: tindakan konservasi fisik (perlindungan, restorasi dan rekonstruksi) dan non fisik.
Downloads
Keywords:
Arsitektur kolonial, Bangunan kolonial, konservasi bangunan kolonialReferences
Agara, Dama Gaputra. (2019). Analisis Elemen Fasad Pada Bangunan Kolonial Karya F.D. Cuypers & Helswit Di Kota Cirebon. Jurnal Arsitektur Arcade. Volume.3, Nomor 2 Juli 2019.
Emmelia T H dan Himasari H. (2016). Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik. Temu Ilmiah IPLBI 2016.
Handinoto. (1993). Arsitek G.C. Citroen dan Perkembangan Arsitektur Kolonial Belanda di Surabaya (1915-1940). Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur Volume. 19. Surabaya: Universitas Kristen Petra press.
Handinoto. (2008). Daendels dan Perkembangan Arsitektur di Hindia Belanda Abad 19. Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur, Volume 36 No (1). Surabaya: Universitas Kristen Petra press.
Handinoto. (2012). Arsitektur dan Kota-Kota di Jawa pada masa Kolonial. Yogyajakta: Graha Ilmu.
Hartono, Samuel & Handinoto. (2006). Arsitektur Transisi di Nusantara dari Akhir Abad 19 ke Awal Abad 20 (Studi Kasus Kompleks Bangunan Militer di Jawa pada Peralihan Abad 19 ke 20). Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur Volume. 34. Surabaya. Universitas Kristen Petra.
Hasan, S. H. (2019). Pendidikan Sejarah Untuk Kehidupan Abad Ke 21. Historia: Jurnal Pendidikan dan Peneliti Sejarah, 2(2), 61-72.
Hidayati, R., (2009). Cara Pemanfaatan Bangunan Kuno dan Bersejarah sehingga Layak menjadi Bangunan Cagar Budaya. Jakarta: Universitas Indonesia.
Kochhar, S. K. (2008). Pembelajaran sejarah. PT. Grasindo.
Mestika, Zed. (2003). Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Novitasari, & Hanif, M. (2017). Tari kecetan dalam tradisi keduk beji desa tawun kecamatan kasreman kabupaten ngawi (makna simbolis dan sumber pembelajaran sejarah lokal). Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya Vol. 7 (1).
Setiawan, B., (2010). Preservasi, Konservasi dan Renovasi Kawasan Kota Tua Jakarta. Humaniora, Volume 1, Nomor (2) : 699-704.
Suparwoko. (2011). Sistem Informasi Konservasi Bangunan Bersejarah Berbasis Stakeholders di Kota Yogyakarta. Jurnal Penelitian. Volume 6, Nomor 76-87.
Susanto, H., & Akmal, H. (2019). Media pembelajaran sejarah era teknologi informasi. Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas Lambung Mangkurat.
Suyadi. (2013). Strategi pembelajaran pendidikan karakter. PT Remaja Rosdakarya.
Wijayanti, W. (2010). Prioritas Strategi Konservasi Kawasan Kauman Surakarta Dengan Pendekatan Konsep Revitalisasi. Tesis. Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Yulianto S. 1995. Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.