RESISTENSI MASYARAKAT ADAT RENDU TERHADAP PEMBANGUNAN WADUK LAMBO DI DESA RENDUBUTOWE KECAMATAN AESESA SELATAN KABUPATEN NAGEKEO

Authors

  • Maria Anjelina Azi Pendidikan Sejarah Universitas Flores
  • Samingan Pendidikan Sejarah Universitas Flores
  • Bonaventura R. Seto Se Pendidikan Sejarah Universitas Flores

DOI:

https://doi.org/10.37478/sajaratun.v9i2.5277

Abstract

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Apa Latar Belakang Resistensi Masyarakat Adat Rendu Terhadap Pembangunan Waduk Lambo? 2) Bagaimana Proses Resistensi Masyarakat Adat Rendu Terhadap Pembangunan Waduk Lambo? 3) Bagaimana Solusi Mengatasi Resistensi Masyarakat Adat Rendu Terhadap Pembangunan Waduk Lambo?. Tujuan dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk menegetahui apa latar belakang resistensi masyarakat adat Rendu terhadap pembangunan waduk Lambo. 2) Untuk mengetahui bagaimana proses resistensi masyarakat adat rendu terhadap pembangunan waduk lambo. 3) untuk mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi resistensi masyarakat adat rendu terhadap pembangunan waduk lambo. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. subjek dalam penelitian ini terdiri dari informan kunci dan informan pendukung. Teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) Pengumpulan Data, 2) Reduksi data, 3) Penyajian data 4) Penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menyatakan bahwa waduk merupakan bendungan yang di buat oleh manusia dengan maksud untuk menampung air yang nantinya dimanfaatkan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Waduk ini memiliki banyak manfaat bagi masyarakat itu sendiri yaitu: 1) penyediaan air baku, 2) air irigasi persawahan 3) budidaya ikan air tawar, dan 4) pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Untuk pembangunan waduk tersebut, membutuhkan tanah sebagai lahan pembangunan waduknya. Akan tetapi, tanah-tanah ini umumnya milik masyarakat, sehingga pemerintah harus melakukan pembebasan.

Downloads

Download data is not yet available.

Keywords:

Resistensi, Masyarakat, Adat, Pembangunan, Waduk Lambo

References

Alisjahbana. 2005. Sisi Perkembangan Kota. Yogyakarta:Laskbang Pressindo

Awaliyah, R. 2017. Resistensi Masyarakat dalam Pembangunan Waduk Kuningan. Universitas Pendidikan Indonesia

Eko Santoso. 2019. Resistensi Warga Kemusu Terhadap Pembangunan Waduk Kebung Ombo 1985-2002. Universitas Negeri Semarang

Finda Octafiyanti. 2013. Analisis Resistensi Masyarakat Terhadap Pembangunan Waduk Logung di Desa Kangdangmas Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Jateng

Hutagalung, Aries S. 2005. Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah.Cetak 1. Lembaga Pemberdayaan Hukum Indonesia. Jakarta

Koetjaraningrat, 1977. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta:PT. Dian Rakyat

Lexy J, Maleong. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Remaja Rosdakarya

Marzali,Amri. 2005. Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta:Pranada Media

Miles, B. Mathew dan Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode –Metode Baru. Jakarta: UIP

Ma’u adi Sholih. 210. Penyelesaian Sengketa Hak Atas Tanah Perkebunan Dengan Cara Litigasi dan Non Litigasi. Jakarta:Prestasi Pustakarya.

Nurhajariri, Dwi Ratna, dkk. 2005. Kerusuhan Sosial di Madura Kasus Waduk Nipa dan Ladang Garam. Yogyakarta: Kementerian Pariwisata dan Kebudayaan

Scot, James. 2000. Senjata Orang-Orang Kalah; Bentuk-Bentuk Resistensi Sehari-Hari Kaum Tani. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Suriadi, a. 2005. Resistensi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Pedesaan. Jakarta: Universitas Indonesia

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:Alfabeta

Sukeni, Ni Nyoman. 2009. Hegemoni Negara dan Resistensi Perempuan Dalam Pelaksanaan Program Keluarga Berencana diBali; Udayana University Press

Downloads

Published

2025-03-16

How to Cite

Azi, M. A., Samingan, & Seto Se, B. R. (2025). RESISTENSI MASYARAKAT ADAT RENDU TERHADAP PEMBANGUNAN WADUK LAMBO DI DESA RENDUBUTOWE KECAMATAN AESESA SELATAN KABUPATEN NAGEKEO. Sajaratun: Jurnal Sejarah Dan Pembelajaran Sejarah, 9(2), 169-179. https://doi.org/10.37478/sajaratun.v9i2.5277