MAKNA SIMBOLIK MOTIF KHAS LAWO/SARUNG KELIMARA ENDE LIO
DOI:
https://doi.org/10.37478/sajaratun.v9i2.5280Abstract
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apa makna simbol motif khas lawo / sarung kelimara di kampung adat Wolotopo , Kabupaten Ende Flores Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan dan mendeskripsikan makna simbol motif khas lawo / Sarung kelimara di kampung adat Wolotopo Ndona Ende - Lio, Kabupaten Ende Flores Nusa Tenggara Timur. Metode yang digunakan dalam Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Tekhnik pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi . Teknik analisis data dalam penelitian ini reduksi data, pemaparan data dan kesimpulan. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa makna motif khas lawo/ sarung kelimara Ende –Lio adalah simbol kehidupan, kasih sayang serta cinta yang dicurahkan Tuhan adalah sumber kasih sejati kepada manusia. Selain itu mengadung makna kesuburan dan juga keindahan. Kelimara adalah salah satu lawo / sarung saat ini cukup terkenal dikalangan masyarakat Ende-Lio, hal dikarenakan motifnya yang indah, sehingga kebanyakan kaum perempuan sebagai sarung idola. Sarung lawo / sarung kelimara dikenakan pada berbagai acara seperti pesta perkawina, ritual adat, hari raya, pernikahan, dan juga busana bagi kelompok tertentu dalam membawakan suatu acara kedinasan dan acara kegiatan sosial lainnya . Keindahan lawo / sarung kelimara selain motif gunung yang indah , juga paduan aneka warna seperti warna kuning melambangkan kesuburan kaum perempuan, pratanda seorang gadis dapat dipersunting oleh seorang pemuda. Warna Putih melambangkan kesucian atau keperawanan seorang gadis. Warna merah melambangkan keberanian serta semangat kerja. Warna hitam melambangkan kekuatan, keagungan dan gagah. Warna biru tua melambangkan kebijksanaan dan dipercaya . Demikian halnya bila kaum perempuan Ende-Lio mengenakan lawo/sarung kelimara pada acara-acara tertentu nampak cantik, anggun, gagah, mempesona serta bijaksana sehingga memikat hati setiap orang yang memandangnya.
Downloads
Keywords:
Makna motif, Lawo/sarung, Kelimara, Ende LioReferences
Arby,Aurora, Alexander, Bell & Soeleman, Bassie.1995 Album Seni Budaya Nusa Tenggara Timur. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kupang .
Bagiya,B., Aji D.B & Setyorini, N. 2019. Kajian semiotika Motif Batik Tulis Adi Purwo Khas Purworejo dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Kelas X SMA. Pesona : Pekan Seminar Nasional Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 2, 27 -33.
Dodd, C.H. (1988). Dynamic of Intercultural Communication. Boston: McGraw-Hill
Hasbulla, M. 2020. Hubungan Bahasa, Semiotika dengan pikiran Dalam Berkomunikasi. Al-Irfan, 3(1),106 – 124, http://doi.org/10.36835/alirfan,v3i1.3712
Hebi, F. (2014). Motif dan makna pada kain ikat Sumba Timur. Tersedia pada laman: maxfmwaingapu.com/2014/11/semiotik-motif-dan-makna-pada-kain-ikat-sumba-timur.
Jiang, Wenying. (2000). Relationship Between Culture and Languange. ELT Journal Volume 54/4
Josephina Nirma Rupa & Maria Polencis Pere Ri’a. Makna Simbol Motif Khas Sarung Ende Lio Universitas Flores : Jurnal KIBASP ( Kajian Budaya Bahasa, Sastra dan Pengajaran. DOT : http // doi.org/10.31539/kibas.v4i2.979
Maria Florensia Yunita Bello, Motif Pada Tenun Ikat Ende Lio (Tesis) Pascasarjana Universitas Pasundan Bandung
Maran, Rafael. 2000. Manusia dan Kebudayaan Dalam Perpektif Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : Rineka Cipta
Meindrasari,D,K., & Nurhayati,I.2019. Makna BatiSidomukti Solo ditinjau dari Semiotika Sosial Theo Van Leuven. WACANA : Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 18(1),56-57.http://dx.doi.org/1032509.wacana.v8i1.71 Kartiwa, Saraswati, 1987, Tenun Ikat Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama
Tallo, Erni,2003. Pesona Tenun Flobamora.Tim Penggerak PKK dan Dekranasda Provinsi NTT, Kupang
Kompas.Com.// www,kompas,com 2022/10/20